Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Sopir Truk Sound Horeg Tak Mau Disangkutkan Aksi Bongkar Pembatas Jembatan di Demak 

Sopir truk pengangkut sound horeg atau sound system ke Desa Babad, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak tak meminta pembatas jembatan dibongkar.

|
Editor: m nur huda
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
Truk sound horeg pengangkut sound sistem yang disewa warga Desa Babad, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, diparkiran di halaman Polres Demak, Senin (8/4/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI) 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Sopir truk pengangkut sound horeg atau sound system ke Desa Babad, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak tak meminta pembatas jembatan dibongkar.

Adapun, video yang menampilkan aksi sejumlah pemuda bongkar pembatas jembatan viral di media sosial.

Satu di antara sopir truk sound horeg tersebut, Eko Yatno (39) mengatakan, dirinya tak mau dilibatkan dalam aksi perusakan jembatan oleh sejumlah pemuda.

Sopir yang mengaku asal Surabaya itu hanya menginformasikan ke panitia bahwa truk tidak bisa melintas karena jembatan sempit.

Kata dia, solusi merusak pagar pengaman jembatan agar truk bisa melintas murni dari panitia atau warga Desa Babad.

"Kalau diukur tidak bisa lewat jembatan, monggo sampean panitia warga," ucap Eko kepada Kompas.com, di Polres Demak, Senin (8/4/2024).

Baca juga: Polres Demak Sita Truk Pengangkut Sound System Horeg & Tahan 9 Warga Pembongkar Jembatan

"(Usul perusakan) bukan dari kita, dari warga sendiri. Kalau kita kan cuma mengukur, mengasih tahu tidak muat begitu saja," imbuhnya.

Dia mengaku bertemu dengan sopir truk yang lain secara tidak sengaja.

Rencananya, sound system akan digunakan untuk takbir keliling antar mushola di Desa Babad.

"Masnya Magetan, satunya Malang. Satu desa tapi beda-beda penyewa, beda RT setiap mushola," tuturnya.

Eko menyebutkan, untuk biaya sewa truk sound system 8 yang dikemudikannya sebesar Rp 16 juta per hari. Sedangkan untuk truk lain, 10 sound system dihargai Rp 20 juta.

Sejumlah pemuda warga Desa Babat, Kecamatan Kebunagung, Kabupaten Demak, melakukan perusakan batas jembatan lantaran truk pembawa sound untuk memeriahkan malam takbiran tak bisa melintas.
Sejumlah pemuda warga Desa Babat, Kecamatan Kebunagung, Kabupaten Demak, melakukan perusakan batas jembatan lantaran truk pembawa sound untuk memeriahkan malam takbiran tak bisa melintas. (Istimewa)

"Disewa buat besok sebenarnya, disewa buat takbiran, takbir keliling," ujarnya.

"Vendor kan disewa penyewa, tahunya mendatangkan sound system begitu saja," imbuh Eko.

Sebagai informasi, truk pengangkut sound system yang dikemudikan Eko dan dua rekannya, diamankan Polres Demak sebagai barang bukti.

Diberitakan sebelumnya, sembilan pemuda diamankan polisi setelah merusak pagar pengaman jembatan ruas Jalan Megonten-Dempet.

Warga merusak pagar jembatan diduga setelah mendapat izin Kades setempat supaya truk sound system bisa melintas ke Desa Babad.

Kasatreskrim Polres Demak, AKP Winardi mengatakan, selain sembilan pemuda pelaku perusakan, Kades setempat juga diamankan untuk dimintai keterangan.

"Saat ini kades juga kita mintai keterangan, masih kita dalami terkait dengan pemberian izin terhadap perusakan leoning jembatan tersebut," kata Winardi, Senin (8/4/2024).(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Sopir Truk "Sound" soal Perusakan Jembatan di Demak, Hanya Infokan Tak Bisa Melintas

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved