Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Kadinkes Sebut Angka Kasus DBD di Kabupaten Semarang Rendah Dibanding Wilayah Lain: Sekitar 100

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang masih terus berupaya menangani kasus demam berdarah dengue (DBD).

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
BERI KETERANGAN - Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat memberikan keterangannya mengenai kasus DBD di Kabupaten Semarang di kantornya, Rabu (17/4/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang masih terus berupaya menangani kasus demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat menyebutkan bahwa angka kasus DBD di wilayahnya cenderung rendah dibanding wilayah lain.

Dia membandingkan dengan kasus yang terjadi di wilayah pesisir Jawa Tengah seperti Jepara, Rembang dan Kudus.

“Di Kabupaten Semarang tetap ada DB, tapi angkanya jauh dari wilayah sekitarnya.

Misalnya Jepara pernah sampai lebih dari 2.000 (kasus), kami pernah membantu ke wilayah pesisir untuk penanganan.

Kalau kita sekitar 100, 100 lebih, tidak sampai 200 dan masih dalam kondisi stabil,” kata Syaiful kepada Tribunjateng.com, Rabu (17/4/2024).

Dia menyebutkan bahwa penyebab DB yaitu masyarakat yang terlena tidak menjaga kebersihan lingkungan.

Selain itu, kondisi hujan serta panas yang kerap terjadi belakangan ini juga bisa menjadi faktor bertambah banyaknya genangan air dan populasi nyamuk.

Meskipun terdapat kasus di wilayahnya, Syaiful menambahkan bahwa tidak ada kasus pasien khusus DBD yang meninggal dunia.

“Tidak ada yang meninggal untuk khusus DBD.

Di tempat kita endeminya DB dan tifus, kalau DB positif, kekebalan tubuh turun, pasti tifusnya juga naik dan positif.

Di Kabupaten Semarang rata-rata (warga) ada tifusnya,” imbuh dia.

Untuk mencegah bertambahnya kasus DBD, Syaiful mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan fogging atau pengasapan untuk membunuh serangga terutama nyamuk.

“Fogging sebenarnya untuk meredam psikologis masyarakat. 

Namun tetap kalau lingkungan tidak bersih, nyamuk akan muncul lagi,” pungkas dia. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved