Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

Minimalkan Risiko KEK di Kalangan Remaja di Pekalongan, Inggit Launching Posyandu Remaja

Kekurangan Energi Kronis (KEK) di kalangan remaja, ibu hamil, dan ibu melahirkan masih menjadi sorotan di Kota Pekalongan.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
IST
Ketua TP PKK Kota Pekalongan melaunching Posyandu Remaja Pashmina Kelurahan Jenggot. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Kekurangan Energi Kronis (KEK) di kalangan remaja, ibu hamil, dan ibu melahirkan masih menjadi sorotan di Kota Pekalongan.


Untuk meningkatkan kesehatan para remaja kini hadir posyandu Remaja Pashmina Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.


Posyandu remaja ini sempat muncul sebelum Covid-19, dan Posyandu Remaja Pashmina Kelurahan Jenggot mulai aktif lagi dan dilaunching bersamaan dengan kegiatan go to school di SMK Syafi'i Akrom Kota Pekalongan. 


Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya menerangkan, Posyandu Pashmina sudah ada dulu tahun 2020 dan kemudian vakum.


Kali ini, posyandu ini kembali berjalan dengan rangkaian kegiatan go to school. 


"Kami juga didukung dengan program Provinsi Jawa Tengah. Dibutuhkan data lingkar lengan atas bumil, anak, dewasa, wanita usia subur, dan sebagainya agar sesuai standar dan dapat meminimalkan risiko KEK," kata Ketua TP PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya saat rilis yang diterima Tribunjateng.com, Minggu (28/4/2024)


Menurut Inggit, hal ini sangat penting menjaga kesehatan para remaja sebagai penerus, agar ke depannya menjadi generasi berkualitas dengan SDM yang berkualitas pula. 


"Ini juga menjadi bagian upaya penanganan masalah stunting di Kota Pekalongan," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Puskesmas Jenggot, dr Dian Hatmitasari menjelaskan, kegiatan ini untuk melakukan peningkatan akses sasaran remaja di sekolah-sekolah.


"Di wilayah Puskesmas Jenggot, ada 5 sekolah yang akan disambangi," jelasnya.


Ia menambahkan, KEK ini paling tidak ini untuk meminimalkan risiko anemia siswa, sehingga siswa dapat mengubah pola konsumsinya.


"Ada 52 anak yang mengalami anemia, dan ini harus diminimalkan, perilaku siswa harus diubah agar tidak mengalami anemia yang lebih parah," tambahnya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved