Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kejanggalan Kematian Perwira TNI AL dr Eko Damara, Sempat Curhat Ada Masalah dengan Atasan

Keluarga Perwira TNI Angkatan Laut (AL) Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara (31) ditemukan tewas pada 27 April 2024 lalu, minta jasad diautopsi.

Editor: raka f pujangga
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Dedi, saat memegang foto mendiang adiknya Lettu Laut Kesehatan TNI Angkatan Laut (AL) bernama dr Eko Damara (31) yang ditemukan tewas di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu. Keluarga menduga Eko dibunuh, bukan bunuh diri. 

TRIBUNJATENG.COM, MEDAN -  Perwira TNI Angkatan Laut (AL) Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara (31) ditemukan tewas pada 27 April 2024 lalu.

Jasadnya ditemukan di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Dia diduga tewas akibat peluru yang menembus kepala bagian belakang lalu ke kening bagian atas.

Baca juga: Elemen Penting dalam Strategi Komunikasi di Lingkungan TNI AL

Diketahui, Lettu Eko merupakan personel TNI dari Yonkes I Marinir yang diperbantukan ke Papua bersama Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.

Dedi, Abang kandung Lettu Eko menjelaskan, 5 hari sebelum ditemukan tewas, adiknya sempat mengatakan memiliki masalah besar di tempatnya bertugas.

Namun demikian, saat ditanya masalah apa yang dialaminya dr Eko tidak mau jujur kepada Dedi.

"Itu dia chat tanggal 22 April, meninggal 27 April dia bilang, sebenarnya masalahku besar. Masalah ku disini. Ketika saya tanyakan dia gak mau jawab,"ungkap Dedi, Abang Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara, diwawancarai, Selasa (14/5/2024).

Bukan cuma itu, kurang lebih sepekan sebelum tewas ia juga pernah kirim pesan ke kawan SMA nya kalau dia merasa tertekan oleh atasannya.

Sama seperti yang Dedi terima, lagi-lagi Eko tidak menjelaskan siapa komandan yang dimaksud dan kenapa dia ditekan.

Diketahui, di kesatuan Eko bertugas komandan tertingginya berpangkat Letnan Kolonel.

"Dia bilang sama kawan SMA nya dulu kalau dia tertekan sama atasannya. Cuma kita juga gak tau siapa atasannya."

Sebelumnya, perwira pertama TNI Angkatan Laut (AL) asal Sumut bernama Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara (31) ditemukan tewas di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu.

Lettu Laut Eko Damara mengalami luka tembak dari kepala bagian belakang tembus ke kening bagian atas.

Eko merupakan personel TNI dari Yonkes I Marinir yang diperbantukan ke Papua bersama Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.

Paman Lettu Eko, Abdul Sattar Siahaan saat diwawancarai mengatakan, pihak TNI Angkatan Laut menyebut keponakannya tewas bunuh diri menggunakan senjata api yang ditembakkan ke kepalanya.

Mendengar pernyataan itu, keluarga tidak percaya begitu saja.

Saat jenazah tiba ke Langkat pada 29 April lalu dan kain kafan dibuka dan ditemukan diduga lebam bekas penganiayaan dan sundutan rokok.

Sehingga keluarga menduga Eko Damara dibunuh, bukan bunuh diri.

"Kita menduga dia dianiaya dan dibunuh.

Tetapi kan ini jujur, asumsi kami. Harus dibuktikan karena belum ada pembuktian, belum bisa disimpulkan,"kata Abdul Sattar Siahaan, saat diwawancarai, Selasa (14/5/2024).

Menurut Abdul, pernyataan TNI Angkatan Laut melalui komandan Lettu Eko saat datang mengantarkan jenazah pada 29 April lalu, yang menyatakan Eko tewas bunuh diri tidak didasari bukti.

Saat jenazah tiba maupun hingga hari ini tidak ada hasil otopsi maupun bukti kalau Eko bunuh diri.

Ditambah, katanya Eko bunuh diri lantaran sakit malaria.

Ia menilai harusnya pihak TNI Angkatan Laut melakukan otopsi jenazah, maupun penyelidikan mendalam benar tidak personelnya bunuh diri.

"Almarhum disebut meninggal bunuh diri begitu sampai ke rumah duka tanggal 29 April.Yang menyampaikan Danyonkes, meninggal bunuh diri karena malaria."

Keluarga Minta Jasad dr Eko Damara Diautopsi

Lettu Eko Damara ditemukan tewas pada 27 April 2024 lalu. Kemudian jenazah dibawa ke Stabat, Kabupaten Langkat pada 29 April kemarin.

Setelah melihat diduga bekas luka di punggung, lutut Eko Damara, keluarga meminta TNI melakukan otopsi jenazah mendiang.

Pada 2 Mei lalu, keluarga korban sudah bersurat ke Presiden RI Joko Widodo yang ditembuskan ke Panglima TNI, KASAL, Puspom TNI serta Puspom TNI AL supaya jasad mendiang diotopsi.

Lalu pada 8 Mei, mereka juga datang langsung ke Puspom TNI, kemudian diarahkan ke Puspom TNI AL.

Disini pihak keluarga mendengar pernyataan berbeda, yakni dr Eko Damara disebut bunuh diri karena utang.

Kemudian, lokasi penemuan mayat dr Eko juga berubah, dimana awalnya di kamar mandi, kini disebut di kamar tidur.

Sayangnya, meski sudah bersurat ke Presiden dan datang langsung ke Puspom TNI AL meminta otopsi jenazah dan penyelidikan belum ada respon hingga kini.

Hal ini semakin menguatkan dugaan keluarga bahwa Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara tewas dibunuh, bukan bunuh diri.

"Disana, dijelaskan almarhum bunuh diri karena hutang itu yang kami dengar. Kemudian tempat kejadian perkara berubah, yang semula di awal di kamar mandi. Ini berubah di kamar tidur. Kan aneh,"ungkapnya.

"Makanya kami hari ini mengusulkan supaya jenasah diotopsi agar jangan ada asumsi liar dari keluarga.Sederhana yang kami minta, Otopsi supaya tidak ada asumsi liar.

Tetapi sampai hari ini tidak ada yang menghubungi soal otopsi,"sambungnya.

Keluarga dr Eko Damara meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan supaya kematian Eko diusut.

Baca juga: TNI AL Berhasil Tembakkan Senjata Khusus dari 4 Kapal Perang & 1 Kapal Selam 

Abdul mendesak Panglima juga mencopot sementara para komandan dan personel yang ada di lokasi untuk memudahkan penyelidikan.

Otopsi jenazah maupun bongkar makam diperlukan guna membuktikan penyebab pasti kematiannya.

"Kami berharap panglima TNI peduli dan memberikan atensinya supaya mengungkap penyebab pasti kematian mendiang," harapnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Keluarga Beberkan Kejanggalan Kematian Perwira TNI AL asal Sumut, Sempat Curhat Punya Masalah

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved