Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Berjam-jam Tengah Malam itu, 1 Keluarga Berada di Loteng Rumah, Sakskan Banjir Lahar Dingin Menyapu

Detik-detik mencekam saat banjir lahar dingin Gunung Marapi di Nagari Bukit Batabuh, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam diceritakan Maya (37)

Editor: muslimah
AP/Ali Nayaka
Warga memadati kawasan terdampak banjir bandang yang menewaskan sejumlah orang di Agam, Sumatera Barat, Indonesia, Minggu, 12 Mei 2024. Hujan deras disertai semburan lahar dingin dan lumpur yang meluncur turun dari gunung berapi di Pulau Sumatera, Indonesia, memicu terjadinya banjir bandang. -- update terbaru, 43 orang dinyatakan meninggal dalam insiden banjir bandang di Sumatra Barat. 

Mereka panik dan ketakutan.

"Rumah kami yang di sebelah semi permanen, separuh sudah hanyut. Kami kan di rumah yang baru, tapi belum selesai semua. Kemudian, air semakin besar masuk ke dalam rumah," ucap Maya.

Kedalaman banjir di dalam rumah, sebut dia, sekitar satu meter.

Dari belakang rumah terdengar suara keras hantaman batu dan kayu material banjir. Mereka takut dinding rumahnya jebol.

Lalu, sang suami mengambil tangga untuk naik ke atas loteng rumah.

"Kami berempat menyelamatkan diri dengan manjat ke atas loteng. Anak-anak menangis histeris karena ketakutan," sebut Maya.

Mereka bertahan di atas loteng selama lima jam.

Pada pukul 02.30 WIB, dini hari, keluarganya tak berhenti menelpon.

"Keluarga semuanya nelpon. Mereka nanya kami di mana dan keadaan seperti apa. Kami bilang kami berada di atas loteng," kata Maya.

Lalu, sekitar pukul 03.00 WIB, keluarga datang menolong.

Mereka diturunkan dari atas atas loteng dengan menjebol atap.

"Waktu itu banjir masih deras. Jadi, atap dibongkar untuk menyelamatkan kami. Setelah itu kami dibawa ke tempat pengungsian," ucap Maya.

Maya menyebutkan, situasi saat kejadian begitu mencekam.

Ia tak bisa membayangkan bila rumahnya hanyut disapu banjir bandang itu.

Kecil kemungkinan untuk mereka selamat. 

"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur masih selamat. Malam itu, kami sangat ketakutan dan panik. Takut rumah hanyut dibawa banjir.

Kami mikirkan keselamatan anak-anak. Anak saya dua orang, satu SD satu lagi masih TK. Sekarang kami berdoa semoga tidak ada lagi bencana yang datang," ucap Maya. ( Kompas.com )

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved