Berita Wonosobo
Lima Warga Wonosobo Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang, Akan Diberangkatkan ke Serbia
Lima orang asal Wonosobo rugi ratusan juta rupiah usai dijanjikan hendak disalurkan bekerja di luar negeri.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Lima orang asal Wonosobo rugi ratusan juta rupiah usai dijanjikan hendak disalurkan bekerja di luar negeri.
Kelima korban tersebut tertangkap di Bandara YIA, Temon, Kulon Progo pada Jumat (26/4/2024) bersama satu pelaku berinisial ML yang juga orang Wonosobo.
Korban hendak diberangkatkan secara ilegal untuk bekerja di Negera Serbia oleh pelaku ML yang saat ini telah ditetapkan menjadi tersangka.
Beruntung aksi pelaku berhasil digagalkan oleh tim Imigrasi di Bandara YIA. Hingga kelima korban telah dikembalikan ke Wonosobo.
Saat ini kelima korban telah berada di Dinsos PMD Kabupaten Wonosobo dan akan dipulangkan ke pihak keluarga. Korban berasal dari Kecamatan Selomerto, Sukoharjo, dan Leksono.
Salah satu korban berinisial YS menceritakan awal mula dirinya dan keempat temannya ditipu pelaku yang merupakan agensi abal-abal.
Sebelum hendak diberangkatkan ke Serbia, korban YS dan dua temannya berinisial P dan TH lebih dulu ditawari berangkat bekerja di Australia pada tahun 2023.
Korban diiming-imingi pelaku cukup menunggu 3 bulan saja mereka bisa langsung berangkat, korban diharuskan membayar Rp 110 juta per orang.
Seiring berjalannya waktu, sudah 5 bulan korban tak kunjung diberangkatkan dengan alasan visa ditolak. Hingga pelaku menawarkan kembali ke negara tujuan Amerika Serikat.
Berharap diberangkatkan ke Amerika Serikat, namun hal serupa terjadi lagi korban tak kunjung diberangkatkan setelah 10 bulan menunggu.
Hingga akhirnya pelaku meyakinkan kembali korban, dalam dua minggu korban akan segara diterbangkan ke Serbia untuk bekerja di pabrik furniture.
Untuk biaya ke Serbia, pelaku mematok harga Rp 65 juta per orang. Hingga korban AP dan AR berkeinginan untuk ikut serta. Pelaku memastikan bila tidak kembali berangkat, uang akan kembali 100 persen.
"Pada saat itu kita ditawari berangkat pas puasa karena nanggung mau lebaran akhirnya kita minta habis lebaran saja dengan pelunasan terkahir satu minggu pasca lebaran," ungkap YS saat ditemui tribunjateng.com, Kamis (16/5/2024).
Singkat cerita pelaku hendak memberangkatkan kelima korban ke Serbia. Korban terlebih dahulu menginap di Yogjakarta selama 2 hari 3 malam.
Hingga akhirnya, pada Jumat (26/4/2024) korban akan diberangkatkan ke Serbia dari Bandara YIA melalui rute Malaysia. Korban diberi tiket pulang pergi ke Malaysia.
Korban mengaku, sebelum berangkat pelaku membriefing korban untuk tidak mengatakan kepada petugas hendak ke Serbia untuk bekerja.
Pelaku meminta korban mengatakan hendak tour ke Malaysia dengan bukti telah membeli tiket pulangnya.
Namun nampaknya rencana pelaku tidak berjalan sesuai rencana. Mereka tertangkap di Bandara YIA setelah petugas Imigrasi membuka ponsel salah satu dari mereka dan menemukan adanya chat hendak ke Serbia.
"Pada waktu itu kita bertujuh berangkatnya. Namun partner pelaku lolos tidak tertangkap petugas di bandara," ungkapnya.
Pada akhirnya pelaku ML dibawa ke Polres Kulon Progo. Sementara 5 korban yang sempat ditampung di rusunawa Dinsos Kulon Progo selama 11 hari lantas dipulangkan ke Wonosobo pada Rabu (8/5/2024).
Korban mengaku, pelaku membuka cabang penyaluran pekerja ke luar negeri di rumahnya. Namun pasca kejadian itu saat korban mengeceknya sudah tidak buka lagi.
"Dia buka cabang di rumahnya. Cuma sekarang pas ke situ sudah bersih, sudah tidak ada baner, meja, komputer atau laptop, semua sudah bersih," terangnya.
Setelah dikembalikan ke Wonosobo, hingga saat ini korban masih berada di Kantor Dinsos PMD Wonosobo.
Kabid Sosial Dinsos PMD Wonosobo, Siti Sri Heni Setyawati mengatakan, pihaknya telah memberikan bimbingan mental kepada para korban.
"Kita ada bimbingan mental, mereka belum mau pulang ke rumah karena mungkin masih tertekan ataupun malu. Namun sekiranya pulang mau kumpul dengan keluarga silahkan kita tidak menahan. Kalau di sini kita hanya bisa membantu kebutuhan dasar saja," ungkapnya.
Heni menerangkan, terkait kerugian yang diderita korban hingga ratusan juta rupiah, ia menjelaskan pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Kalaupun bantuan stimulan modal untuk usaha itu harus melihat potensi dan background keluarga dengan nilai Rp 4-5 juta saja.
Sementara itu saat dihubungi Jumat (17/5/2024) Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo, Prayitno menyampaikan, untuk para pekerja yang hendak bekerja harus dapat memperhatikan prosedur ataupun aturan yang benar.
Termasuk bagi pekerja yang hendak bekerja di luar negeri harus melalui tahapan-tahapan sesuai prosedur yang ada, harus melalui jalur resmi.
Terkait pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Wonosobo Disnakerintrans Kabupaten Wonosobo rutin mengadakan sosialisasi di wilayah yang rawan TPPO seperti Kecamatan Sukoharjo, Kaliwiro, Wadaslintang, Kalibawang, dan Watumalang.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk dapat berdikari sesuai kompetensinya.
"Untuk para korban jalani dulu proses hukum sampai selesai karena mereka masih menjadi saksi kasus ini. Baru mereka mengurus persyaratan kerja mengikuti prosedur yang benar. Mereka harus taat hukum dan sesuai prosedur," tandasnya.
Pemkab Wonosobo Kenalkan Lapor Bupati Versi 2025, Aduan Bisa Transparan atau Rahasia |
![]() |
---|
Menjelajahi Tradisi Unik Manten Pari di Wonosobo: Ritual Kuno Menjemput Dewi Sri |
![]() |
---|
Kontes Domba Wonosobo Kembali Digelar, Harga Domba Bisa Naik 4 Kali Lipat Jika Menang |
![]() |
---|
Pedagang Liar Marak di Alun-alun, DPRD Wonosobo Minta Penegakan Aturan dan Penataan |
![]() |
---|
500 Pohon Penuhi Halaman Pendopo Bupati Wonosobo, Ucapan Selamat HUT Tak Lagi Karangan Bunga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.