Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Sempat Menghilang, Tradisi Apitan di Purworejo Demak Kembali Digelar Setelah 30 Tahun

Tradisi  budaya apitan sedekah bumi dan sedekah laut di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak sempat terlupakan hingga 30tahun

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
Tribunjateng/Rezanda Akbar
Gunungan Olahan Ikan warga sekitar yang di kirab mengitari desa Purworejo Demak 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Tradisi  budaya apitan sedekah bumi dan sedekah laut di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak sempat terlupakan hingga 30tahun.

Tradisi ini berlangsung pada bulan apitan atau bulan sesudah Idul Fitri sebelum Idul Adha.

Kegiatan ini berawal dari kirab budaya, warga membawa gunungan hasil laut dan bumi warga sekitar. 

Gunungan tersebut berisikan, hasil laut warga sekitar yakni beragam ikan-ikan laut. Gunungan tersebur dikirab mengelilingi desa sekitar, sambil diiringi sholawat. 

Usai melakukan kirab gunungan tersebut, para warga sekitar dan tamu-tamu menaiki kapal yang sudah berisika tumpengan, bubur merah putih dan juga tujuh keranjang berisikan bunga, untuk menuju laut di pesisir pantai utara desa tersebut. 

Sesampainya di titik sedekah laut, para warga bersama melantunkan doa dan acara dilanjut dengan tabur bunga, ada tujuh keranjang bunga yang ditabur. Jumlah tujuh dalam bahasa Jawa yakni pitu, yang dilambangkan pitulungan. 

Saat prosesi tabur bunga para warga berebut untuk nantinya ditaburkan di kapal-kapal mereka. 

Mereka meyakini bahwa bunga-bunga yang sudah di doakan itu sebagai simbol perantara pembawa berkah bagi kapalnya, ketika nanti para nelayan melaut, bisa mendapatkan hasil laut yang melimpah. 

Acara dilanjutkan dengan slametan atau makan bersama nasi tumpeng, ditengah laut. Sementara itu, Kepala Desa Purworejo Rifqi Salafudin mengatakan usai 30tahun kembali digelar antusiasme warga sekitar tergolong tinggi. 

"Ini sudah 30 tahun baru digelar, masyarakat juga ingin ikut nguri-nguri budaya. Antusiasnya juga tinggi," kata Rifqi Salafudin, Senin (3/6/2024). 

Dia mengatakan prosesi ini berawal dari kirab budaya, kemudian masyarakat bersama menuju ke lak laut atau muara. 

"Disitu kita mendoakan para sesepuh atau pendahulu kita, kemudian dilanjutkan potong tumpeng dan tabur bunga," ujarnya. 

Bupati Demak, Eistianah mengatakan penghidupan kembali tradisi ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat di Desa Purworejo memiliki tradisi yang unik. 

"Masih belum masuk desa wisata, namun adanya kegiatan ini, diharapkan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas, bahwa ada tradisi syawalan di Desa Purworejo yang hasil lautnya luar biasa," ujarnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved