Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pemkot Semarang Kenalkan Hasil Riset BRIN, Petasol Pengganti Bio Solar

Petasol merupakan bahan bakar minyak setara bio solar yang berasal dari sampah plastik, hasil penelitian BRIN yang diterapkan di Kota Semarang.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
PEMKOT SEMARANG
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merilis hasil penelitian Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang akan diterapkan di Kota Semarang, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) setara bio solar bernama Petasol, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang kembali merilis hasil penelitian Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang akan diterapkan di Kota Semarang, yaitu bahan bakar minyak (BBM) setara bio solar bernama Petasol

Petasol merupakan bahan bakar minyak setara bio solar yang berasal dari sampah plastik.

Menggunakan teknologi Faspol 5.0, ini merupakan inovasi mesin fast pyrolosis yang mampu mengolah sampah plastik menjadi energi baru berupa bahan bakal Petasol.

Peneliti Ahli Utama BRIN Organisasi Energi dan Manufaktur, Tri Martini Patria mengatakan, inovasi teknologi ini hasil kerja sama dari akar rumput Bank Sampah Banjarnegara dengan BRIN. 

Baca juga: Jelang Idul Adha, Baznas Kota Semarang Gelar Pelatihan bagi Para Juleha

Baca juga: Kantongi Sertifikat ISO, DP3A Tingkatkan Pelayanan Penanganan Kekerasan di Semarang

"Jadi di BRIN, ada satu skema untuk mengangkat inovasi anak bangsa yang bukan hanya dari peneliti di BRIN."

"Ini boleh siapa saja, artinya masyarakat di Indonesia itu boleh punya inovasi dan diuji, risetnya melalui BRIN."

"Salah satunya Faspol 5.0 yang produknya bernama Petasol," ujar Tri, sapaannya di Balai Kota Semarang, beberapa waktu yang lalu. 

Alat ini bisa menghasilkan produk berupa bahan bakar minyak setara dengan bio solar yang digunakan untuk mesin diesel. 

"Faspol ini karena berbahan dasar minyak, sehingga kami memberi nama Petasol. Petasol ini adalah bahan bakar yang dihasilkan dari sampah plastik," jelasnya. 

Pengolahan sendiri, dari bahan bakar sampah plastik yang diolah dengan sistem pembakaran yang minim emisi. Klasifikasinya sampah plastik residu yang biasanya terbawa aliran air, sungai, sentra produksi padi seperti bungkus plastik kresek, sachetan. 

Menurutnya, teknologi ini penting diterapkan di Kota Semarang pasalnya Ibu Kota Jawa Tengah ini memiliki karakteristik unik, karena memiliki wilayah pesisir dan pegunungan.

Sehingga siklus sampahnya sangat cepat dari pegunungan masuk ke sungai, selanjutnya dari sungai ke laut. 

"Semarang ini karakteristiknya unik ya, ada wilayah pegunungan, ada pesisir, ada lautnya juga. Jadi siklus sampahnya sangat cepat juga, dari pegunungan masuk ke sungai, lalu dari sungai masuk ke laut," paparnya. 

Pihaknya telah melakukan riset di Kecamatan Tugu, tepatnya di wilayah Mangkang Wetan.

Dimana ternyata sampah plastik atau bahan baku ini sudah sampai di pinggir pantai.

Baca juga: Inilah Aturan Baru Sistem PPDB Semarang 2024 untuk SD-SMP, Jalur Prestasi Tak Berbatas Zonasi

Baca juga: PPDB 2024 SEMARANG, Mbak Ita Kecam Praktik Titip-Menitip Peserta Didik, Ini Langkahnya

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved