Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

DP3AP2KB Jepara Pilih Jemput Bola Program Kawin Keren Buat Turunkan Angka Nikah di Bawah Umur

Jemput bola dengan program Kawin Keren jadi senjata utama Pemkab Jepara untuk menurunkan angka pernikahan dini.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Istimewa
Apel pada Sosialisasi sekolah siaga kependudukan dengan tema pendewasaan usia perkawinan (PUP) di SMAN 1 Welahan, Jumat 7 Juni 2024 yang dilakukan oleh DP3AP2KB Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Jemput bola dengan program Kawin Keren jadi senjata utama Pemkab Jepara untuk menurunkan angka pernikahan dini.

Menurut PLH Kepala DP3AP2KB, Kabupaten Jepara, Hadi Sarwoko, angka pernikahan dibawah umur di Kabupaten Jepara mendapatkan angka cukup banyak.

"Pernikahan dini sangat berpengaruh pada angka stanting, bukan berarti melarang pernikahan dini tapi pernikahan dibawah umur," kata Hadi kepada Tribunjateng, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Pernikahan Dini Picu Perceraian, MUI Batang Edukasi Remaja Subah tentang Kesiapan Berumah Tangga

Diketahui bahwa pernikahan di bawah umur dalam undang undang pernikahan Nomor 16 tahun 2019 menyebutkan bahwa seorang boleh melakukan pernikahan dengan batasan umur minimal 19 tahun. 

Mengacu pada hal itu, DP3AP2KB Jepara meluncurkan program Kawin Keren yang memiliki aturan seseorang boleh melakukan pernikahan dengan usia perempuan 21 tahun minimal, laki laki 25 tahun.

"Dengan harapan kalau di usia itu sisi sikologis dan sosialnya maupaun mental, pekerjaan sudah mapan bisa diajak berpikir bisa berinteraksi sosial bermasyrakat," ucapnya.

Dia mengatakan dengan program itu pun pihaknya juga akan mengeluarkan Dispensasi Kawin (Diska) yang nantinya diberikan kepada pasangan nikah muda.

"Selama ini masih ada pernikahan dibawah umur atau pernikahan dini biasa kami mengeluarkan diska dispensasi kawin. Diska di Kabupaten Jepara ini lumayan karena dibawah umur sangat memicu sekali terjadinya stunting," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pergaulan bebas menjadi satu diantara penyebab Diska harus dikeluarkan.

"Mayoritas diberikan Diska karena hamil duluan," ucapnya.

Selain itu kata Hadi, DP3AP2KB Jepara juga melakukan program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan edukasi yang disebar luaskan melalui media massa dan forum Genre.

"Forum generasi genre memberikan edukasi komunikasinya, masuk dalam komunikasi remaja.Ini barometer remaja di jepara, termasuk di sosmed," ungkapnya.

Kendati demikian, DP3AP2KB Jepara memilih untuk melakukan sosialisasi secara langsung ke sekolahan untuk memberikan pemahanan dan resiko kepada peserta didik.

"Kami melaksanakan rodshow forum genre dengan mengadakan sekolah siaga kependudukan di sekolah. Kami melaksankan SSK sosialisasi sekolahan kependudukan dengan tema pendewasaan usia perkawinan," ujarnya.

Hal itu pun dilakukan DP3AP2KB Jepara dalam rangka mencegah stunting di Jepara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved