Berita Semarang
Mbak Ita Dorong Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Semarang
Mbak Ita para petani mengimplementasikan sistem integrasi dan pertanian terpadu seperti yang digunakan Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri Gunungpati.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak para petani mengimplementasikan sistem integrasi dan pertanian terpadu seperti yang digunakan Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri Gunungpati.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini kagum dengan kemandirian kelompok tani tersebut.
Para petani secara mandiri memenuhi kebutuhan dalam pemenuhan pupuk.
Baca juga: POTRET Haru Wisuda UIN Walisongo Semarang, Kursi Faisol Dipenuhi Bunga Duka, Meninggal Jelang Acara
Baca juga: Tim Prodi Radiologi Poltekkes Kemenkes Semarang Beri Pelatihan Pembuatan Minuman Probiotik
"Di sini semuanya terintegrasi dalam pertanian terpadu."
"Ada peternakan sapi dan kambing yang kotoran dan kencingnya dimanfaatkan untuk pupuk pertanian," ujar Mbak Ita seusai panen pepaya Hawai dan California di Kebun Pepaya Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (11/6/2024).
Di lahan seluas tiga hektare, Kelompok Tani Muda Mandiri menanam dan membudidayakan tiga jenis pepaya, yakni pepaya Hawai, California, dan Thailand.
Berbeda dengan yang lain, sistem pertaniannya sangat terintegrasi dan terpadu, dimana pupuk yang digunakan termasuk pestisidanya berasal dari bahan-bahan organik, seperti kotoran ternak dan sampah rumput sisa pakan ternak.
Tak hanya itu, lanjutnya, pepaya yang ditanam juga menggunakan konsep tumpang sari dengan sayur-sayuran.
Bedanya, model tumpang sari menggunakan pembatas plastik agar tanaman dan pepaya tidak berebut nutrisi.
Dalam distribusi hasil panen, para petani, kata Mbak Ita, sudah memiliki pasar tersendiri.
Mereka memiliki offtaker atau pemasok kebutuhan serta suplier besar untuk memasarkan pepaya hasil panen.
Baca juga: Dewan Minta Pemkot Semarang Matangkan Rencana Pengembangan Pangan Lokal
Baca juga: Dewan Dorong Atlet Kota Semarang Makin Berkembang dan Berprestasi Hingga Kancah Dunia
"Yang luar biasa lagi, penghasilan petani untuk lahan 1 hektare yang ditanami pepaya dan jenis tanaman lain, mencapai Rp 450 juta selama tiga tahun usia pohon pepaya."
"Apalagi offtaker-nya sudah jelas," papar dia.
Sementara itu, Anggota Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri Gunungpati Semarang, Mujiono mengatakan, lahan yang dikelola kelompoknya mencapai 3 hektare.
"Ada tiga jenis pepaya yang ditanam, yaitu pepaya Hawai, California, dan Thailand."
tribun jateng
tribunjateng.com
Semarang
Hevearita Gunaryanti Rahayu
Mbak Ita
Pemkot Semarang
Pertanian
Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri Gunungpati
Kelompok Tani Muda Mandiri
Pertanian Organik
pepaya
Lawan Inflasi, Pemkot Semarang Gelar Gerakan Pangan Murah Serentak di 1.530 Titik |
![]() |
---|
Kronologi Tahanan Rutan Semarang Tewas Terlilit Sarung, Ditemukan Jelang Subuh |
![]() |
---|
Kisah Omar Pembalap Cilik di Semarang yang Tak Boleh Kendarai Motor di Jalan Raya |
![]() |
---|
GJKI Keluarga Shalom-Yayasan GISI Semarang Rayakan HUT RI Bareng Warga |
![]() |
---|
1.000 Titik Sumur Resapan Dibangun di Semarang, Wali Kota: untuk Menanggulangi Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.