Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dewan Minta Pemkot Semarang Matangkan Rencana Pengembangan Pangan Lokal

Teknis pengembangan pangan yang akan diterapkan Pemkot Semarang menurut DPRD perlu adanya pembahasan agar lebih matang.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Abdul Wahab. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DPRD Kota Semarang minta Pemkot Semarang mematangkan rencana pengembangan pangan lokal pendamping beras. 

Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Abdul Wahab mengatakan, ada rencana pemanfaatan pangan untuk meningkatkan pangan lokal pendamping beras.

Namun, menurut dia, persoalannya ada pada kesiapan para petani. 

Baca juga: 2 Ribu Rumah Tangga Lagi di Semarang Nikmati Gas Bumi PGN

Baca juga: Resmikan RS Samsoe Hidajat, Mbak Ita Ajak Investor Investasi Rumah Sakit di Semarang

"Kalau sudah berada di zona nyaman, biasa mengelola padi, harus mengelola tanaman lain, teknisnya belajar lagi."

"Risiko yang diterima petani juga perlu dipikirkan," jelasnya melalui Tribunjateng.com, Senin (10/6/2024).

Jika rencana ini akan direalisasikan, lanjut Abdul Wahab, teknis pengembangan pangan yang akan diterapkan perlu pembahasan.

Tentunya, akan ada panitia khusus (pansus) pengembangan pangan.

Pasalnya, perlu persiapan matang untuk merealisasikannya. 

Selain kesiapan petani dan teknis pengembangannya, dia menyebut, output juga perlu dipertimbangkan agar hasil pertanian benar-benar menguntungkan petani.

Antisipasi kegagalan juga perlu dipikirkan. 

Selaku legislatif, pihaknya tentu mendukung pengembangan pangan lokal.

Baca juga: Safrudin Tahar Eks PSIS Semarang Gabung Malut United, Dikontrak 2 Musim

Baca juga: Bea Cukai Berikan Ilmu Kepabeanan Kepada Taruna Universitas Maritim AMNI Semarang

Apalagi, banyak bahan pangan di Kota Semarang yang bersumber dari luar kota, terutama padi.

Tanaman padi di Semarang mulai berkurang dengan kian banyaknya permukiman. 

"Ke depan, mau difokuskan ke pertanian baru atau tetap mengandalkan yang lama."

"Kalau diganti, bisa jadi boomerang bagi petani."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved