Berita Jateng
Mengenal Tradisi Ojung di Sumenep, Ritual Saling Cambuk Warga untuk Meminta Hujan
Tradisi Ojung merupakan salah satu budaya yang ada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Tradisi ini adalah kegiatan saling cambuk yang dilakukan oleh dua
TRIBUNJATENG.COM -- Tradisi Ojung merupakan salah satu budaya yang ada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Tradisi ini adalah kegiatan saling cambuk yang dilakukan oleh dua orang di Kecamatan Batuputih, Sumenep. Apa tujuan dari tradisi itu?
Muthar (48) yang merupakan tokoh setempat mengaku dalam pelaksanaannya, tradisi saling cambuk badan itu menggunakan senjata rotan dan dimainkan oleh dua orang. Keduanya saling bergantian memukul tubuh lawan.
Pemenangnya adalah yang paling banyak mengenai badan lawan.
Masyarakat, lanjut dia, rutin mengadakan Ojung untuk ritual agar di desa itu terhindar dari segala musibah bencana alam, termasuk ritual meminta datangnya hujan di musim kemarau.
"Tradisi ini (Ojung) merupakan tradisi yang kita rawat secara turun temurun," kata Muthar saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/6).
Muthar menjelaskan, peserta Festival Ojung tak bisa diikuti oleh sembarangan orang. Mereka yang terlibat sebagai peserta sudah melalui seleksi oleh pihak panitia penyelenggara.
Panitia yang dimaksud, kata Muthar, adalah Paguyuban Ojung Sapu Angin yang diisi oleh perwakilan 14 Desa di Kecamatan Batuputih,
"Pada saat kegiatan 14 desa se-Kecamatan Batuputih ikut memeriahkan kegiatan dengan melibatkan UMKM setiap desa," pungkasnya.
Terpisah, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengapresiasi dan mendukung pelestarian tradisi Ojung. Alasannya, kegiatan itu merupakan langkah nyata untuk menjaga dan melestarikan tradisi leluhur.
“Kita sebagai Pemerintah Daerah akan memasukkan tradisi Ojung dalam kalender tahun ini,” tuturnya.
Fauzi menjelaskan, selain melestarikan seni budaya, adanya tradisi Ojung juga sebagai daya tarik bagi wisatawan asing maupun lokal berkunjung ke Kabupaten Sumenep. “Kami ingin untuk festival Ojung ada kemasan pertunjukannya dan bisa menambah potensi wisata budaya di Kabupaten Sumenep,” terangnya.
Bupati minta, pihak terkait bersama masyarakat melakukan promosi ojung, agar berdampak kepada kesadaran bersama untuk melestarikan budaya leluhur yang tidak bernilai harganya.
“Setiap seni budaya bukan sekedar warisan leluhur saja, tetapi jika kegiatan dilakukan dengan pertunjukan yang berkualitas, bisa mendongkrak perekonomian masyarakat,” pungkasnya. (ach fawaidi/kps)
Baca juga: KPK Klaim Deteksi Lokasi Persembunyian Harun Masiku
Baca juga: WAWANCARA : Prof Nina dan Tim Pastikan Tempe Sehat Berbudaya
Baca juga: Sengketa Pileg 2024 : 20 Sengketa Pileg Dikabulkan MK, KPU Segera Himpun Jajaran Daerah Bahas PSU
Baca juga: Indonesia vs Filipina Indonesia Lolos Putaran 3 Piala Dunia 2026 Zona Asia
“Saya Ingin Mulai dari Nol” Cerita SM Warga Blora Hirup Udara Bebas Usai Terima Amnesti Presiden |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Bangga Capaian Transaksi Solo Raya Great Sale Tembus Rp 10,7 Triliun |
![]() |
---|
Fakta-Fakta Soloraya Great Sale 2025: Nilai Transaksi Rp 10,7 Triliun, Frekuensi Transaksi 5,4 Juta |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Minta PMII Ikut Melakukan Pendampingan Pengentasan Kemiskinan |
![]() |
---|
KA Anjlok di Subang Tunda Belasan Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Tawang Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.