Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Teror di Sumbersoko Sebelum Tragedi Sukolilo Pengeroyokan Bos Rental: Itu Bentuk Kemarahan

Tim Tribun menelusuri jejak-jejak kejadian di TKP dan mewawancarai dua tokoh masyarakat di Desa Sumbersoko

Editor: muslimah
Humas polda jateng
Penandaan Negatif di Sukolilo Hilang, Irjen Pol Ahmad Luthfi Himbau Masyarakat Jaga Citra Positif 

Di wilayah Sukolilo, cuaca panas terik dan jalanan cukup berdebu. Di beberapa titik, tampak aktivitas penambangan batu kapur di wilayah yang berada di kaki Pegunungan Karst Kendeng ini.

Setelah melintasi jalanan yang menanjak dan menurun cukup curam, tibalah Tribun di wilayah RW 1 Desa Sumbersoko, lokasi tempat tinggal KH Jabaluddin dan Hajar Pamuji. Tempat tinggal mereka tidak jauh dengan TKP pengeroyokan dan pembakaran mobil yang berada di RW sebelah, yakni RW 2.
Kemalingan Berturut-turut

Ditemui secara terpisah di kediaman masing-masing, KH Jabaluddin dan Hajar Pamuji menyampaikan keterangan yang sama mengenai pemicu amarah massa yang begitu besar.

Beberapa hari sebelum tragedi Sumbersoko, ternyata warga desa tetangga, yakni Desa Tompegunung, banyak yang menjadi korban pencurian.

Setidaknya ada delapan rumah yang kemalingan. Pencuri yang tidak diketahui identitasnya membawa kabur perhiasan, alat elektronik, hingga sepeda motor milik warga.

Maka, begitu mendengar kabar bahwa ada pencuri tertangkap di Desa Sumbersoko, warga Tompegunung mengira bahwa itu adalah pelaku yang sebelumnya mencuri di rumah mereka. Desa Tompegunung sendiri berjarak sekira 10 menit berkendara sepeda motor menuju TKP.

Untuk diketahui, dari 10 orang tersangka yang sudah ditetapkan oleh kepolisian, mayoritas memang warga Tompegunung.

"Ini kali pertama ada kejadian begini. Sebelumnya tidak pernah ada. Seperti yang dikatakan Kapolda, itu bentuk kemarahan sementara yang tidak terkendali," kata KH Jabaluddin.

Menurut dia, peristiwa terjadi saat siang hari, ketika warga yang mayoritas merupakan petani hutan tengah beristirahat di rumah. Ketika tiba-tiba ada teriakan maling, warga spontan keluar rumah dan mengejar yang diteriaki.

Ketika terjadi amuk massa pun, menurut KH Jabaluddin, yang dilakukan warga setempat tidak terlalu parah. Namun, emosi massa makin tak terkendali ketika beberapa warga Tompegunung datang ke lokasi.

"Sampai jadi separah itu karena tetangga desa, Tompegunung, sering mengalami pencurian. Mendengar info ada maling tertangkap, warga Tompe turun ke Sumbersoko," kata dia.

Terekam CCTV

Tiba-tiba, ada salah satu warga yang menegaskan bahwa berdasarkan rekaman CCTV, orang-orang yang tertangkap itu memanglah pencuri yang sebelumnya beraksi di Tompegunung.
Menurut warga tersebut, salah satu rekan Burhanis yang bertato sempat terekam CCTV saat beraksi di

Tompegunung. Padahal, kemungkinan keduanya sosok yang berbeda, hanya saja sama-sama memiliki ciri bertato.

"Karena ada yang bilang begitu, 'Ya memang ini malingnya. Yang bertato ini malingnya!', terjadilah semakin tidak terkendali. Warga yang tadinya sudah diam jadi ikut memukuli lagi," terang KH Jabaluddin.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved