Pengusaha Rental Mobil Jateng-DIY Dukung Polda Usut Tuntas Peristiwa di Sukolilo Pati

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Organisasi pengusaha rental mobil dalam naungan Bravo Jateng DIY memberikan pernyataan sikap terhadap tragedi penganiayaan menewaskan bos rental mobil di Desa Sumbersuko, kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.

Penasihat Organisasi Bravo Jateng DIY, Kristian Santoso berharap polisi menindak tegas para pelaku penganiayaan seadil-adilnya. Pihaknya ingin masyarakat Indonesia dan pengusaha rental tidak menghakimi warga Pati.

"Peristiwa kemarin itu, pelakunya hanya oknum saja," jelasnya, Sabtu (22/6/2024).

Baca juga: Soal Julukan Sarang Maling, Kapolda Jateng Pastikan Nama Baik Sukolilo Pati Sudah Pulih

Pihaknya berterima kasih kepada komunitas Paguyuban Jasa Rental (PJR) di Pati yang telah memberikan dukungan terhadap keluarga korban.

Dirinya menerangkan selama ini paguyuban yang ada di Pati tidak pernah ada masalah dengan pelanggan di kota itu. Tidak pernah ada kecenderungan melakukan hal buruk atau kriminalitas terhadap para pengusaha rental.

"Kejadian itu merupakan oknum saja," imbuhnya.

Menurutnya, selama ini para pengusaha rental telah menerapkan sistem pengamanan yang sangat ketat terhadap para pelanggan. Selain itu, alat global positioning system (GPS) telah dipasang di mobil.

Dan pengusaha rental juga telah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) saat melepas unit kendaraanya kepada penyewa.

"Kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak menyalahgunakan mobil rental. Sebab semua rental tergabung di Jateng DIY bahkan seluruh Indonesia telah terkoneksi jaringan," terang Kristian Santoso.

Ia menuturkan selama ini persentase kasus penggelapan mobil rental sangat kecil jika pemilik menerapkan SOP. Terlebih adanya jaringan di Jateng DIY angka penggelapan mobil rental terus menurun.

"Asosiasi rental di Jateng sangat banyak. Jadi kami rapatkan asosiasi ini," tandasnya.

Sikap solidaritas datang dari DPC Komunitas Rental Mobil Indonesia (Korembi) Semarang. Ketua DPC Korembi Semarang, Nurhadi menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut.

"Korembi prihatin atas kejadian di Sukolilo Pati. Tentunya, kejadian main hakim sendiri itu tidak bisa dibenarkan. Indonesia menerapkan hukum dan keadilan. Korembi mendukung penuh kepolisian untuk menegakkan hukum seadil-adilnya terhadap rekan seperjuangan kami di Sukolilo Pati," tandasnya.

Ketua MUI Kecamatan Sukolilo, KH Mustaqim Muhammad Jabaluddin yang tinggal di RW sebelahnya tidak setuju bila Sumbersoko dan Kecamatan Sukolilo secara umum dicap sebagai kampung negatif.

"Kalau dikatakan kampung penadah saya tidak setuju. Ini motor saya meski jelek tetap saya bayar pajaknya. BPKB juga lengkap. Bukan motor bodong. Janganlah Sukolilo dan Pati dicap buruk. Masalah ini jangan dibesar-besarkan," harap KH Jabaluddin.

Menurut dia, kultur masyarakat RW 1 dan RW 2 di Sukolilo ini sedikit berbeda. Di RW 2 yang merupakan lokasi kejadian, banyak warga merantau di luar kota, kebanyakan di Jakarta. Sedangkan warga di RW 1 ada madrasah diniyah. Masyarakat lebih religius.

Dan secara umum, masyarakat di RW I dan 2 cenderung religius, suka pengajian dan selawatan. Tiap-tiap RT di RW tersebut ada kelompok pengajian rutin bergantian dari rumah ke rumah.

"Masyarakat Sukolilo sudah menghadirkan muballigh kondang KH Anwar Zahid dan Grup Shalawat Az-Zahir (Habib Bidin Pekalongan) ke Sumbersoko," terangnya. (rtp/tim lipsus/tribun jateng cetak)