Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Dispertan PP Karanganyar Luncurkan Aplikasi Sego Petani Guna Percepatan Tangani Serangan Hama

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar meluncurkan aplikasi Sistem Gerakan Pengendalian OPT elektronik.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Agus Iswadi
Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi meluncurkan aplikasi Sego Petani secara simbolis ditandai dengan pemukulan kentongan di lahan gapoktan wilayah Desa Jetis Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, Rabu (26/6/2024) siang.  

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar meluncurkan aplikasi Sistem Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Elektronik guna mempercepat penanganan serangan hama.

Aplikasi tersebut disosialisasikan kepada petani di wilayah Desa Jetis Kecamatan Jaten pada Rabu (26/6/2024).

Aplikasi tersebut secara resmi diluncurkan oleh Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi bertepatan dengan demo penyemprotan pestisida menggunakan drone.

Baca juga: Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Ini Peran Petani Milenial

Camat Jaten, Juli Padmi Handayani mengapresiasi aplikasi yang dapat membantu para petani tersebut dalam penanganan serangan hama khususnya di wilayah Kecamatan Jaten.  Petani masih mengalami permasalahan terkait serangan hama berupa tikus dan penggerek batang padi. Petani telah melakukan upaya secara swadaya dan meminta bantuan kepada dinas terkait.

"Total ada 19 hekatre yang terserang hama, tersebar di beberapa titik," katanya kepada Tribunjateng.com.

Plt Kepala Dispertan PP Karanganyar, Titis Sri Jawoto mengatakan, aplikasi tersebut merupakan karya dari pegawai dinas. SDM dinas terbatas sehingga perlu ada bantuan teknologi untuk menangani permasalahan petani utamanya soal serangan hama.

Aplikasi tersebut sementara ini dikenalkan kepada petani di wilayah Kecamatan Jaten dan tiga kecamatan sekitar. Dia mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan aplikasi akan diterapkan di kecamatan lainnya.

"Dengan aplikasi ini, petani dapat segera mungkin melaporkan apabila ada gangguan hama. Sehingga bisa ditindaklanjuti supaya tidak meluas," terangnya.

Dia berharap apabila memungkinkan Dana Tidak Terduga (DTT) dapat dialokasikan dalam rangka penanganan serangan hama. Lantaran serangan hama tersebut juga termasuk bentuk bencana.

Kepala Tim Kerja dari Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Mochamad Nur Hidayat mengapresiasi adanya sistem pelaporan dalam rangka pengendalian hama. Pihaknya berharap aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para petani.

"Kami sempat keliling ke beberapa tempat, ada kerusakan karena hama tikus meski intensitas di bawah ambang. Tapi itu tidak berarti kita harus lengah, tidak boleh lenggah. Area terserang itu tolong diamati supaya tidak berpotensi mengancam sekitar," ungkapnya.

Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan, kebutuhan pangan kedepan akan semakin banyak. Menurutnya apabila serangan hama tidak diantisipasi akan berdampak terhadap krisis pangan.

"Sebelum itu terjadi, kita coba antisipasi. Kabupaten Karanganyar sudah surplus tahun kemarin, 150 ribu ton. Tahun ini ditagetkan lebih dari itu. Upaya itu tidak berhasil kalau organisme pengganggu tanaman tidak ditangani," tuturnya.

Aplikasi Sego Petani merupakan bentuk sinergitas antara pemerintah dan petani untuk menanggulangi serangan hama. Lanjutnya, laporan dari masyarakat bisa menjadi bahan untuk intervensi secara sistematis, fokus dan tepat sasaran.

Baca juga: Kisah Mbah Siyem Petani Grobogan Kaget Tanahnya Jadi Milik Pemerintah Desa

Dia menambahkan, aplikasi tersebut diharapkan dapat dipadukan dengan website milik kabupaten lantaran nantinya semua layanan ada di laman tersebut guna memudahkan masyarakat.

Usai meluncurkan aplikasi Sego Petani, Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi serta rombongan meninjau demo penyemptotan pestisida menggunakan drone. Pemanfaatan teknologi untuk dunia pertanian tentu dibutuhkan kedepannya. Kendati demikian perlu dilihat kebutuhan di lapangan dan sumber daya manusianya.

"Kalau sambil belajar, kita sewa dulu sambil dilihat seperti apa," pungkasnya. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved