Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Kepala SMPN 1 Semarang Klarifikasi Piagam Palsu PPDB, Ternyata Ini Problemnya, Minta Piagam Dicabut

SMPN 1 Semarang angkat bicara terkait dugaan perkara piagam palsu yang digunakan untuk PPDB SMA 2024 di ibu kota Jateng

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
istimewa
Ilustrasi Piagam Palsu 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - SMPN 1 Semarang angkat bicara terkait dugaan perkara piagam palsu yang digunakan untuk PPDB SMA 2024 di ibu kota Jateng.

Kepala SMPN 1 Semarang, Siminto mengatakan, piagam yang diduga piagam palsu itu didapat pada 2022 lalu. Saat itu, dirinya belum menjabat sebagai kepala sekolah di satuan pendidikan tersebut.

"Nuwun sewu, saya di SMPN 1 baru Desember Kemarin. Posisi piagam yang diduga palsu itu kejadian di tahun 2022.

Dengan munculnya ini, saya coba cari tahu," papar Siminto, saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (28/6).

Baca juga: Data Diretas Hacker sejak 20 Juni 2024 Belum Pulih, Jokowi Minta BPKP Audit Tata Kelola PDN

Siminto menegaskan, saat mengeluarkan surat pernyataan sudah mewanti-wanti kepada semua pembina untuk memastikan bahwa setiap kejuaraan benar adanya.

ia pun menanyakan kepada pembina.

Pembina, kata dia, menyampaikan bahwa piagam kejuaraan marching band tersebut ada. Bahkan, dia juga menanyakan kepada orang tua murid.

Namun, orang tua tidak mengetahui juara berapa putra-putrinya pada kompetisi marching band internasional itu.

Pihaknya memaparkan, perlombaan marching band internasional itu diselenggarakan pada Juni 2022.

Perlombaan dilakukan secara daring dengan mengirimkan video marching band ke panitia.

Pengunguman yang semula diinfo pada Agustus 2022, ditunda menjadi September 2022.

"Saya tanya pada pelatihnya, apakah dia mengikuti saat pengumuman atau tidak, ia menjawab tidak. Dia dapat info juara dari LO (liaison officer).

Pelatih kami hubungannya dengan yang di Malaysia. Diinfo bahwa Gita Bahana Smepsa (grup marching band SMPN 1) mendapat gold, juara satu," jelasnya.

Kemudian, sambung Siminto, pada Desember 2022, diminta mengambil sertifikat itu ke Malaysia.

Pelatih pun mengambil sertifikat tersebut ke sana. Pihak panitia memberikan 120 eksemplar sertifikat piagam.

"Katanya, sekitar 120 eksemplar. Tidak ada piala. Jadi, piagam dari sana, bukan dari sekolah. Yang mengeluarkan penyelenggara dari Malaysia," jelasnya.

Siminto menerangkan, hal yang menjadi janggal menurut pelatih adalah video pengumuman menunjukan Gita Bahana Smepsa meraih bronze atau perunggu.

Namun, sertifikat yang diterima adalah piagam gold atau emas.

"Itu yang jadi janggal, jadi polemik, ada masyarakat yang mengadu itu," ungkapnya.

Siminto mengaku, telah dimintai klarifikasi kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng.

Saat klarifikasi itu telah dibuat pernyataan karena disinyalir sertifikat tersebut tidak sah.

"Alasan tidak sah yang saya ketahui dari kemarin yang dijelaskan di Disporapar Provinsi, ada pengumuman, SMPN 1 bukan mendapat gold, tapi bronze," katanya.

Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa siswa yang menggunakan piagam tersebut untuk PPDB. Ia hanya menandatangani surat pernyataan.

"Saya tidak menghitung berapa anaknya. Pokoknya ada yang minta tanda tangan, saya menandatangani. Kemarin saya mengobrol dengan pihak SMA 3, ada sekitar 22 anak," sebutnya.

Hanya saja, pada hari terakhir PPDB kemarin, ia sudah meminta melalui paguyuban orangtua untuk segera mencabut piagam tersebut karena dianggap piagam yang bersengketa.

Sementara, siswa tetap bisa melakukan PPDB karena tetap tercantum dalam website.

"Kalau sistem tetap tercantum. Seandainya pindah jalur bisa. Saya juga menyarankan pindah jalur. Sementara yang mendaftar pakai jalur prestasi, kami sarankan pindah jalur zonasi. Hanya saja jalur zonasi ini lebih banyak (pesaing)," tuturnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved