Berita Ungaran
Bupati Semarang Ngesti Nugraha Modernisasi Pertanian Imbas 70 Persen Petani Berusia di Atas 40 Tahun
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi, menambah jumlah petani, termasuk memperluas lahan persawahan.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi, menambah jumlah petani, termasuk memperluas lahan persawahan.
Satu di antaranya yakni menyediakan sejumlah alat mesin pertanian teknologi terbaru beserta pelatihan pengoperasian alat-alat tersebut.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyebut bahwa sekitar 70 persen petani di wilayah yang dipimpinnya sudah berusia 40 tahun ke atas.
Baca juga: Pria Ini Babak Belur Dihajar Warga, Kepergok Curi Pupuk dan Alat Pertanian
“Sementara itu, sulit mengajak generasi muda untuk bertani.
Mekanisasi pertanian harus dikembangkan sejak sekarang,” ungkap Ngesti seusai menyerahkan secara simbolis bantuan traktor roda dua kepada 31 kelompok tani di aula Kantor Dispertanikap Kabupaten Semarang di Ungaran Timur, Senin (1/7/2024).
Dia menambahkan, terdapat juga lahan pertanian seluas sekitar 14 hektare di wilayah Bergas Kidul yang menganggur lantaran tidak ada tenaga kerja atau penggarap.
Selain itu, kawasan di Kecamatan Pabelan juga terjadi kelangkaan petani.
Hal itu semakin menguatkan bahwa perlu adanya penerapan strategi pertanian modern.
Ngesti menyebut, Pemkab Semarang menganggarkan dana Rp 2 miliar dari APBD untuk membeli empat paket alat mesin pertanian (alsintan) terpadu pada 2024 ini, di antaranya mesin tanam padi, mesin pembersih gulma, penyemprot pupuk dan mesin pemanen.
Paket alsintan itu akan dapat dimanfaatkan petani di Kecamatan Bawen, Ambarawa, Tuntang dan Banyubiru.
Sedangkan pada 2025, direncanakan terdapat pembelian paket yang sama untuk sejumlah kecamatan lain.
Ngesti juga berharap, secara perlahan para petani bisa beralih dari menggunakan pupuk kimia ke pupuk organik.
Selama ini, setiap satu hektare lahan membutuhkan sekitar 500 kilogram pupuk kimia.
Penggunaan pupuk kimia diharapkan bisa direduksi setengahnya menggunakan pupuk kandang padat yang difermentasi.
“Hasil uji coba tanaman pertama yang biasanya 7 ton per hektare, bisa tembus 11 ton.
Tanah jadi bagus, pendapatan petani meningkat,” imbuh dia.
Pada APBD perubahan 2024 ini, lanjut Ngesti, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan mesin penyiang gulma, drone untuk penyemprotan pupuk dan pestisida, serta mesin panen (combine) mini.
Sementara itu, Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno menerangkan modernisasi di sektor pertanian menjadi satu di antara kunci sukses dalam upaya peningkatan ketahanan pangan.
Ditambah lagi jika melihat fenomena saat ini kaum milenial yang enggan terjun di dunia pertanian.
“Sehingga sentuhan teknologi sangat dibutuhkan.
Selain efisien, juga bisa menjadi solusi keterbatasan tenaga manusia,” jelas dia.
Berkaitan dengan hal itu, Pemkab Semarang juga rutin mengadakan pelatihan pengoperasian alsintan bagi sekitar 2.700 gapoktan yang terdiri dari 116 ribu petani di Kabupaten Semarang.
“Saat ini bantuan alsintan sudah lebih dari 60 persen.
Sangat signifikan untuk peningkatan produktivitas pertanian,” sambung dia.
Sebagai informasi, pembagian traktor roda dua kali ini terdiri dari 31 unit yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dengan nilai anggaran hampir Rp1 miliar.
Bantuan 31 traktor dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian itu diharapkan bisa mendukung program strategis Kementan meningkatkan produksi padi dengan cara perluasan areal tanam padi.
Kepala Bidang Pertanian Dispertanikap Kabupaten Semarang, Ambar Suryaningsih menambahkan, bantuan traktor itu dapat mendukung target perluasan areal tanam padi seluas 3.656 hektar.
Luasan itu ditargetkan dapat meningkatkan produksi sebanyak 24.805 ton gabah kering panen (GKP).
Baca juga: Benarkah Pusat Pemerintahan Kabupaten Semarang Dipindah ke Bawen atau Tuntang? Ini Kata Ngesti
Data di Dispertanikap, realisasi luas tanam padi tahun 2023 mencapai 37.657 hektar dengan produksi padi 248.046,4 ton GKP.
Salah seorang petani penerima, Sutriyanto (55), mengaku senang menerima bantuan traktor itu.
Anggota kelompok tani Manunggal 2 di Dusun Lendoh, Desa Bedono, Kecamatan Jambu tersebut mengaku yakin bahwa pengolahan lahan akan lebih cepat dengan tambahan satu unit traktor tersebut. (*)
Tak Hanya Subsidi, Pemkab Semarang Siapkan Strategi Jangka Panjang Selamatkan Petani Tembakau |
![]() |
---|
227 Murid Dapat Makan Bergizi Gratis, Wiji Rahayu Bersyukur SLB Negeri Ungaran Ikut Diperhatikan |
![]() |
---|
Kisah Ariyanto Ikhlas Tak Ambil Kelebihan Bayar PBB, Meski Pemkab Semarang Membatalkan Kenaikan |
![]() |
---|
"Alhamdulillah Beban Ortu Berkurang", Respons Pedagang Kopi Usai Bupati Ngesti Batalkan Kenaikan PBB |
![]() |
---|
Demi Tol Jogja-Bawen, Nasib Ratusan Makam Leluhur Harus Tergusur Proyek Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.