Berita Semarang
Isi Waktu Libur Dengan Cara Berbeda, Anak-anak Mijen Semarang Berburu Kepompong Ulat Pohon Jati
Bak pemburu, sejumlah bocah berkeliling di kawasan hutan jati yang ada di wilayah Bandungsari Kecamatan Mijen Kota Semarang
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bak pemburu, sejumlah bocah berkeliling di kawasan hutan jati yang ada di wilayah Bandungsari Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Meski demikian bocah-bocah tersebut tak memakai senjata.
Mereka bermodalkan tangan kosong dan ember kecil saat menjelajah kawasan hutan.
Selain itu, bintang yang diburu juga bukan binatang pada umumnya.
Pasalnya, para bocah tersebut berburu kepompong ulat pohon jati.
Hal tersebut membuat hutan jadi di sekitar Bandungsari diwarnai aksi para bocah.
Rapatnya vegetasi pohon jati, serta tumpukan daun kering seolah jadi hal mengasyikkan bagi bocah-bocah tersebut.
Mereka pun secara sigap mebuka daun jati kering yang sudah tertumpuk cukup lama.
Meski menggunakan tangan kosong, namun bocah-bocah tersebut selalu menemukan kepompong ulat pohon jati.
"Mumpung libur sekolah, jadi bersama teman-teman mencari entung," kata Defri Putra satu di antara bocah saat menyebut kepompong ulat pohon jati, Kamis (4/7/2024).
Sedari pagi Defri dan rekan-rekannya berburu kepompong ulat pohon jati.
Tak terasa, sang surya berada di atas kepala. Namun karena rapatnya pepohonan, terik matahari tek begitu terasa.
Ember kecil yang dibawa Defri dan rekan-rekannya pun terisi hampir separuh dengan hasil buruan.
"Lumayan hampir setengah ember, pasti ada setengah kilogram," terang Defri sembari sibuk mengais tumpukan daun jati kering.
Bocah belum genap 11 tahun itu berujar mencari kepompong ulat pohon jati selalu dilakukan saat libur sekolah.
Ia mengatakan untuk menncari kepompong ulat pohon jati tak begitu susah.
Pasalnya, kepompong ulat pohon jati selalu berada di tahan tertutup dedaunan kering.
"Tinggal dibuka saja daunnya, kalau ada ya dipindah ke ember," terangnya.
Defre mengatakan, kepompong ulat pohon jati yang ia dapat bersama rekan-rekannya akan dijual.
Bocah ramah tersebut menuturkan, hasil dari menjual kepompong ulat pohon jati bisa untuk jajan bersama kawan-kawannya.
"Kadang dapat Rp 50 ribu, ya lumayan bisa untuk jajan," ucapnya malu-malu.
Tak hanya anak-anak yang mencari kepompong ulat pohon jati. Sejumlah ibu rumah tangga juga ikut berburu kepompong ulat pohon jati untuk dijual kembali.
Bahkan menurut Juminah, harga kepompong ulat pohon jati mencapai Rp 100 ribu perkilogramnya.
Bersama cucu dan anaknya, Juminah juga berlomba-lomba mencari kepompong ulat pohon jati di hutan jati Bandungsari.
Dijelaskannya, musim ulat pohon jati terjadi hampir setiap tahun. Di mana ulat akan menjadi kepompong dan jatuh ke tanah.
Saat itulah warga dan anak-anak di sekitar Bandungsari mencari kepompong ulat pohon jati.
"Biasanya saya jual, kalau tidak ya saya masak sendiri," tambahnya. (*)
Bibit Sepakbola Putri Kian Menggigit di MilkLife Soccer Challenge Semarang, 1.213 Pelajar Terlibat |
![]() |
---|
Unissula Gelar Wayang Kulit Wahyu Makutharama, Rektor Ajak Lestarikan Budaya & Tanamkan Kepemimpinan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini, 10 Agustus 2025: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan |
![]() |
---|
FutureHub Unwahas, Wadah Akselerasi Talenta Karir dan Kewirausahaan Mahasiswa |
![]() |
---|
Kejari Semarang Kembali Tangkap DPO Kasus Penipuan Apartemen Semarang, Sisa 1 Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.