Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ketua Panja Abdul Wachid Kecewa dengan Kemenag: Kouta Haji Khusus Kok Banyak, Kasihan Haji Reguler

Ketua Panitia Kerja (Panja) Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Wachid menyesalkan adanya penambahan kuota haji khusus sebanyak 9 ribu.

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
youtube
Ketua Panitia Kerja (Panja) Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Wachid 

TRIBUNJATENG.COM- Ketua Panitia Kerja (Panja) Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Wachid menyesalkan adanya penambahan kuota haji khusus sebanyak 9 ribu jamaah haji.

Selain itu, Abdul Wahid kecewa dengan pelayanan haji 2024 soal catering, hotel dan travel untuk jamaah haji.

Abdul Wachid ikut prihatin dengan para jamaah haji reguler karena harus menunggu sekitar 45 tahun.

Abdul Wachid menyayangkan keputusan kementerian agama yang memberikan kuota haji khusus lebih banyak.

"Sekarang bayangkan, kalau umur 25 tahun daftar haji, mereka bisa berangkat di usia 65 tahun, padahal sudah jual tanah dan jual sawah. Sementara haji khusus malah kuotanya diperbanyak, betapa sakitnya masyarakat kita yang mendaftar haji reguler, seakan-akan orang yang punya uang banyak bisa berangkat haji lewat haji khusus" ujarnya.

Abdul Wachid merasakan keresahan masyarakat melihat evaluasi haji di tahun 2024.

Abdul Wachid mengatakan tim Panja membentuk pansus karena adanya temuan pelayanan haji yang kurang tepat.

"Setelah kita telusuri, soal haji ini tidak hanya urusan kementerian agama, tapi harus lintas kementerian, tapi tim pengawas (timwas) lintas komisi di DPR," ujarnya.

Abdul Wachid mengatakan haji di Indonesia jumlahnya terbesar di dunia.

Abdul Wachid menemukan temuan yang harus dievaluasi seperti penerbangan yang delay, tempat istirahat yang tidak layak dan soal makanan untuk jamaah haji.

"Banyak hal yang harus dievaluasi seperti ketaatan jadwal penerbangan. Selain itu saat di arafah, musdalifah dan di mina kasurnya berhimpitan lebarnya 50 cm, panjangnya 170, teman-teman jamaah haji tidurnya tidak bisa lurus, harus melipat kaki, jumlah toilet juga tidak sebanding dengan jumlah jemaah haji," katanya.

Abdul Wachid mengatakan urusan penerbangan, catering dan pemondokan hal itu menjadi tanggungjawab kementerian agama.

Ia juga mengatakan untuk aktifitas jamaah haji selama di Arafah, Musdalifah dan Mina, pemerintah bekerjasama dengan Sarikah dan masyarik yakni perusahaan yang mengatur kemah di sana.

"Itu per jamaah bayarnya 521 riyal sekitar Rp 22 juta, itu sudah kejadian haji di tahun 2023 sudah banyak masalah," ujarnya.

Abdul Wachid mengatakan Sarikah banyak masalah dari pemondokan, travel dan catering.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved