Muria
Mengenal Nasi Jangkrik Makanan Kesukaan Sunan Kudus, Dibagikan ke Masyarakat Setiap 10 Muharam
Istilah nasi jangkrik sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat Kudus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Istilah nasi jangkrik sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat Kudus.
Yaitu nasi dengan lauk irisan daging kerbau atau kambing dibungkus menggunakan daun jati.
Konon nasi jangkrik merupakan satu di antara menu makanan kesukaan Sunan Kudus.
Utamanya nasi bungkus daun jati dengan lauk irisan daging kerbau yang menjadi ciri khas Kabupaten Kudus.
Istilah "jangkrik" yang digunakan dalam penamaan nasi jangkrik hanyalah perumpamaan bahwa kecilnya irisan daging sebagai pendamping nasi diumpamakan seperti jangkrik.
Sehingga masyarakat menamakan menu makanan itu dengan sebutan nasi jangkrik.
Keberadaan nasi jangkrik sebagai salah satu menu makanan khas Kota Kretek dilestarikan setiap tahunnya melalui kegiatan pembagian nasi berkat oleh Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus setiap 10 Muharam.
Masyarakat selalu menanti-nantikan pembagian nasi jangkrik sebagai berkat untuk mengharap keberkahan dari Sunan Kudus.
Bahkan, masyarakat rela antre berdesakan berjam-jam untuk mendapatkan sebungkus nasi cuma-cuma.
Humas Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nur Hakim menyampaikan, setiap pelaksanaan Buka Luwur Sunan Kudus pihaknya membentuk pos penerimaan sedekah untuk menampung dan mengklasifikasi beragam jenis sedekah dari masyarakat.
Berupa hewan kerbau, kambing, beras, gula, minyak, dan beberapa jenis sedekah lainnya.
Selanjutnya hewan sedekah diolah menjadi masakan siap santap dengan dua jenis olahan, yaitu jangkrik atau masakan berkuah dan uyah asem atau masakan kering tanpa kuah.
"Nah yang biasa disebut nasi jangkrik itu nasi dengan lauk irisan daging berkuah. Istilah jangkriknya hanya sebagai perumpamaan aja, bahwa irisan daging dipotong kecil-kecil seperti jangkrik. Tidak ada penamaan khusus dalam penyebutan nasi jangkrik," terangnya, Selasa (16/7/2024).
Denny menyebut, nasi jangkrik konon berdasarkan cerita turun-temurun merupakan salah satu menu kesukaan Sunan Kudus.
Di dalamnya mengandung ajaran toleransi beragama yang diajarkan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi, menggantinya dengan kerbau.
Seiring berjalannya waktu, nasi jangkrik dikenal di kalangan masyarakat dengan sebutan nasi berkat Sunan Kudus.
Ciri khas dari menu makanan yang satu ini dibungkus dengan daun jati, bagian dari upaya memanfaatkan produk ramah lingkungan.
Hanya saja, nasi bungkus yang dibagikan kepada masyarakat umum lebih banyak merupakan jenis olahan uyah asem yang lebih tahan lama.
Sedangkan olahan nasi jangkrik diberikan kepada masyarakat dari kalangan tertentu agar bisa dimakan bersama keluarga dan saudara-saudara dekat.
"Setiap tahun kami siapkan puluhan nasi berkat untuk dibagikan ke masyarakat. Ada olahan uyah asem dan olahan jangkrik. Pembagian menyesuaikan penerima, untuk masyarakat umum kami prioritaskan nasi bungkus kering tanpa kuah. Biasanya kami juga berikan ke panti-panti asuhan agar anak-anak panti bisa merasakan," tuturnya.
Hingga kini, penamaan nasi jangkrik melekat pada menu masakan nasi dengan lauk beberapa potong daging. Kemudian dibungkus dengan menggunakan daun jati. (Sam)
"Pelan-pelan Kami Bereskan" Menteri PU Bicara Cara Mengatasi Banjir Demak dan Kudus |
![]() |
---|
Menaruh Harap dari Para Leluhur, Potret Warga Rahtawu Kudus yang Hidup di Lereng Gunung Muria |
![]() |
---|
Ngembal Kulon Kudus Masuk Nominasi 15 Besar Pengembangan Digitalisasi Desa Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Bupati Kudus Herda Helmijaya: Korupsi Hanya Menunda Penderitaan |
![]() |
---|
0,04 Persen Dari Kota Kretek Penyumbang Kesuksesan Jateng Tangani Stunting 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.