Jamaah Islamiyah Bubar
“Itu Sih Sabarno KW" Kisah Mantan Ketua Toliah Jamaah Islamiyah saat Dengar Aparat Menangkap Dirinya
Semua bermula saat 10 tahun lalu Densus 88 Antiteror membongkar keberadaan toliah JI di wilayah Solo Raya, dan menangkapi anak buah Sabarno.
Termasuk Sabarno dan teman-temannya menunjukkan lokasi pembuangan sepucuk senapan M-16 ke Bengawan Solo.
Penyisiran lapangan, termasuk akhirnya penyelaman di Bengawan Solo, menemukan benda yang dicari dalam kondisi masih utuh.
Senapan M-16 itu aset organisasi JI yang merupakan warisan masa konflik Ambon, yang lalu dibawa pulang ke Jawa.
Sosok Sabarno

Sabarno lahir dari keluarga taat agama di Madiun.
Ayahnya memberi ilham, memantik ghiroh, dan membentuk militansinya sebagai jamaah.
Saat kecil, ia senang membaca kisah-kisah heroiknya mujahidin Afghanistan, dari buku-buku yang dimiliki ayahnya.
Teman-teman ayahnya juga satu lingkungan, dan menjadi bagian dari jamaah yang gairahnya besar terkait amalan jihad.
Beranjak besar, Sabarno dikirim ke pesantren, dan ia masuk ke Pondok Pesantren Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Jateng.
Dia masuk angkatan kedua di pesantren yang didirikan guru dan alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki, Cemani, Sukoharjo.
Dalam perjalanan ke Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Sabarno cukup banyak bercerita tentang sepenggal kisah pelariannya.
Ditanya apakah kenal Gempur Budi Angkoro alias Urwah, Sabarno menjawab lirih.
“Ya kenal wong keluarga, tetanggaan juga,” jawab Sabarno.
Gempur Budi Angkoro alias Urwah ini tewas saat menemani Noordin Mohd Top bersembunyi di sebuah rumah di Mojosongo, Kota Solo.
Rumah itu diserbu Densus 88 Antiteror pada 16 September 2009 sekira pukul 22.30 WIB.
Pertempuran berlangsung hingga pagi karena Noordin Mohd Top melawan.
Ia menolak menyerah, dan akhirnya mati bersama tiga pendampingnya, yaitu Urwah, Ario Sudarso alias Aji, dan Susilo.
Susilo merupakan pengontrak rumah, dan saat kejadian bekerja mengurus ternak di Ponpesn Al Kahfi Mojosongo.
Sehari-harinya sebelum penggerebekan, Susilo tinggal Bersama Putri Munawaroh, istrinya yang tengah hamil.
Penampilan dan pergaulannya normal seperti kebanyakan warga setempat.
Ia juga berinteraksi biasa saja dalam urusan-urusan sosial dengan tetangga sekitar.
Kembali ke kisah Sabarno, sesudah lulus dari Darusy Syahadah, ia aktif di jamaah dan menjalani aneka peran dan misi gerakan.
Ia pernah dikirim kursus singkat ke wilayah Moro atau MILF di Mindanao.
Lalu terjun ke konflik Ambon, dan paling jauh, diberangkatkan ke Suriah.
Di Mindanao, Sabarno belajar selama empat bulan saat pecah perang total antara pasukan MILF dan militer Filipina.
Kamp Abubakar, lokasi pelatihan militer para jihadis dari Indonesia saat itu sudah hancur lebur diserbu tentara.
Sabarno dan sejumlah orang asal Indonesia, menjalani kursus di hutan Mindanao di tempat seadanya.
Setelah selesai, Sabarno pulang lewat Malaysia.
Kepulangannya tertunda-tunda karena aparat keamanan Indonesia memperkuat perbatasan.
Akhirnya ia bisa masuk ewat jalur tikus, dan melanjutkan aktivitasnya di JI, termasuk misi khusus JI ke Suriah.
Hingga akhirnya, toliahnya terendus dan anakbuahnya pun ditangkapi 10 tahun lalu.
Nasib Sabarno Kini
Lalu bagaimana nasib Sabarno setelah JI bubar atau membubarkan diri?
Sabarno mengaku ingin kembali hidup normal di tengah masyarakat, mengurus keluarganya.
Ia juga akan membantu aparat keamanan dan para senior eks JI.
“Masa transisi ini saya akan membantu sosialisasi keputusan bubarnya JI ke jaringan dan akar rumput,” katanya.
Sabarno juga akan patuh pada proses hukum. “Terserah bagaimana nanti gakkum (penegakan hukum), saya patuh saja ikut bagaimana prosesnya,” jelas Sabarno.
Sumber di lingkaran Densus 88 Antiteror mengatakan, penegak hukum tetap akan memproses mereka-mereka para buron atau DPO eks JI secara proporsional.
Namun proses itu akan mengikuti pendekatan intensif yang dilakukan Densus 88 Antiteror yang semakin persuasif dan berorientasi restoratif justice.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)
152 Anggota Jamaah Islamiyah Eks Karesidenan Pekalongan Deklarasi Bubar dan Setia NKRI, |
![]() |
---|
Kondisi Terkini Rumah Bekas Persembunyian Noordin M Top Kosong |
![]() |
---|
Kisah Sabarno Eks Jamaah Islamiyah 10 Tahun Kucing-kucingan dengan Densus 88, Jualan Baksonya Laris |
![]() |
---|
Kondisi Terkini Rumah Bekas Persembunyian Noordin M Top di Mojosongo Solo |
![]() |
---|
Organisasi Jamaah Islamiyah Bubar setelah 31 Tahun Aktif, Berikut Wawancara Khusus dengan Abu Fatih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.