Mahasiswa di Korea Selatan Selamatkan Pria yang Alami Serangan Jantung saat Antre Makanan

Sekitar tiga minggu sebelum peristiwa terjadi, Song mengikuti pelatihan pertolongan pertama yang digelar pihak universitas selama 3 jam atas keinginannya sendiri.

Ia merasa perlu mengikuti pelatihan pemberian CPR lantaran pernah kehilangan salah satu anggota keluarganya.

 Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, kakek Song meninggal dunia karena serangan jantung.

"Ketertarikan saya pada CPR dimulai ketika kakek dari pihak ibu, yang tinggal bersama saya di sekolah dasar, meninggal karena serangan jantung,” kata Song.

Kenangan pahit itu membuat Song berpikir bahwa dirinya akan selalu ada bagi orang-orang terdekatnya yang sedang dalam kondisi darurat.

Selama mengikuti pelatihan CPR, pengajar kerap menyampaikan agar peserta tidak ragu-ragu dan yakin saat memberikan petolongan.

Pesan itu membuat Song lebih tenang saat harus memberikan CPR untuk kali pertama. Ia mencoba bersikap tenang dan melakukan prosedur seperti yang sudah diajarkan.

"Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya melakukan CPR pada pasien darurat, dan saya khawatir itu akan menjadi tindakan yang berbahaya,” kata Song.

Ia mengaku merasa lega ketika A yang semula pingsan kembali sadar.

”Saat ini, saya sedang belajar sebagai mahasiswa farmasi dan berharap bisa menjadi apoteker yang bisa memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan di masa depan," ungkap Song.

A mencari Song

Tiga hari setelah kejadian, tepatnya pada Senin (8/7/2024), sebuah pesan dipasang di papan buletin komunitas kampus.

Pesan itu bertuliskan: 'Kami mencari mahasiswa yang melakukan perbuatan baik di Kantin Mahasiswa Chamsulgi'.

Diberitakan SBS, penulis pesan itu adalah manajer kantin mahasiswa di Chung-Ang University.

Ia menulis laporan tersebut atas permintaan A, pria yang selamat setelah mendapat CPR dari Song. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aksi Heroik Mahasiswa di Korsel, Selamatkan Nyawa Pria yang Alami Serangan Jantung Saat Antre Makanan"

Baca juga: Ratusan Ribu Warga Gaza Terancam Polio, Virus Ditemukan di Air Limbah