BVerita Semarang
Harga Cabai Rawit Merah di Semarang Melonjak, Tembus Rp 73.000/Kg
Harga komoditas cabai, terutama cabai rawit merah di Semarang menunjukkan kenaikan dalam beberapa hari ini. Menurut pedagang di pasar tradisional
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga komoditas cabai, terutama cabai rawit merah di Semarang menunjukkan kenaikan dalam beberapa hari ini. Menurut pedagang di pasar tradisional, kenaikan itu menempatkan harga cabai rawit merah saat ini mencapai di atas Rp 70.000/Kg.
Hal itu di antaranya diakui Muza (33) pedagang di Pasar Waru Semarang. Dia menyebutkan, kenaikan harga tersebut telah terjadi sekitar tiga hari ini.
"Harga cabai rawit merah naik, sudah tiga harian. Sekarang harganya Rp 72.000/Kg," kata Muza di kiosnya, Selasa (23/7/2024).
Kenaikan harga cabai juga diakui pedagang di Pasar Johar Semarang. Riyanti, satu di antara pedagang itu menyebutkan, rawit merah per hari ini menembus Rp 73.000/Kg.
Harga itu merupakan tertinggi dibandingkan cabai-cabai lainnya yang rata-rata harga di bawah Rp 50.000/Kg.
Misalnya keriting hijau, harga saat ini Rp 25.000/Kg. Kemudian teropong merah Rp 27.000/Kg dan rawit putih Rp 30.000/Kg.
"Kalau hijau ceplus (rawit hijau) itu harganya Rp 55.000/Kg. Hijau ceplus ini sudah agak turun sedikit dari harga kemarin Rp 58.000/Kg," sebutnya.
Kenaikan harga cabai rawit merah sendiri, kata pedagang, terjadi seiring dengan berakhirnya masa panen di sejumlah daerah.
Narno, pedagang itu menjelaskan, biasanya ia mendapat pasokan hingga dari luar Jawa Tengah. Adapun saat ini, hanya mendapat pasokan dari satu daerah di Jawa Tengah yaitu Temanggung.
"Panen menipis, sekarang yang lagi musim di Jateng itu di Temanggung.
Kalau biasanya ketika panen raya, itu dapat dari Jawa Timur dan Jawa Barat juga. Di Jawa Tengah sendiri biasanya juga bukan hanya dari Temanggung, tetapi juga Grabag, Muntilan, dan Kaliangkrik," jelasnya.
Di sisi itu, di tengah menipisnya panen saat ini, menurut Narno, pasokan cabai rawit merah di kiosnya juga menyusut.
"Biasanya dapat pasokan sampai 1 kwintal, ini berkurang sampai 50 persen," jelasnya.
Adapun dia menambahkan, di tengah menyusutnya pasokan ini tidak membuat kiosnya kekurangan cabai rawit merah.
"Karena kalau harganya meningkat, minat pembeli sedikit," ungkapnya.
Satu di antara pembeli, Mudiasih mengatakan, dirinya membeli cabai dengan menyesuaikan. Jika harga sedang naik, ia mengurangi pembelian cabai. Adapun jika sedang turun, ia memperbanyak pembelian.
"Kalau harga murah, pakai(cabai)nya banyak. Kalau mahal ya sedikit-sedikit," kata Mudiasih yang mengaku memiliki usaha katering di jalan Medoho Semarang.
Di sisi itu, Mudiasih menyebutkan terkait dengan kenaikan harga, dirinya merasakan hanya cabai yang mengalami kenaikan. Sedangkan lainnya, masih cenderung stabil.
"Kalau sayur, kemarin yang naik itu kenikir untuk sayur gudangan. Biasanya antara Rp 7.000 sampai Rp 8.000/ikat jadi Rp 12.000 se-ikat," imbuhnya. (idy)
Baca juga: Kementerian ATR/BPN Raih Opini WTP 12 Kali Berturut-turut, AHY Apresiasi Kinerja Seluruh Jajaran
Baca juga: 45 Desa di Kudus Disebut Desa Cerdas, Bagaimana Ciri-cirinya?
Baca juga: 5 Potret Barang Mewah dan Setumpuk Uang Harvey Moeis dan Helena Kim yang Disita Kejaksaan Jaksel
Baca juga: Disdikpora Kudus Siapkan Data Sekolah Masuk Pantauan Program Regrouping
Pengakuan Mengejutkan Pelaku Pembunuhan ODGJ di Weleri Kendal |
![]() |
---|
Gangguan Jalur di Stasiun Pegadenbaru, KA Argo Sindoro Tak Berangkat dari Semarang |
![]() |
---|
Gempa Terkini Jumat 1 Agustus 2025 Malam Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Disini |
![]() |
---|
Bisa Dapat Rp500 Juta Tanpa Ribet! Begini Cara Daftar KUR BRI Online 2025 |
![]() |
---|
Tingkatkan Kerja Sama Internasional, Telkom University Kunjungi Lima Institusi Pendidikan Malaysia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.