Berita Semarang
RSWN Semarang Luncurkan Program Deteksi Kesehatan Mental Bagi Pelajar
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Rumah Sakit Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang terus berinovasi untuk melayani masyarakat.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Rumah Sakit Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang terus berinovasi untuk melayani masyarakat.
Terbaru, Selasa (23/7), Pemkot Semarang meluncurkan program untuk mendeteksi kesehatan mental siswa-siswi SMP bernama Wongso Sultan Mataram.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi program tersebut mengingat pentingnya deteksi dini kesehatan mental remaja di Kota Semarang.
Baca juga: Hevearita Walikota Kota Semarang "Hilang", Mbak Ita Sudah Berada di Jakarta? Ini Kata KPK
"Ini merupakan sistem atau aplikasi terkait dengan kesehatan mental remaja. Kesehatan mental menjadi yang utama, karena kalau pendidikan sekolah biasa, akademik masih bisa dipelajari. Tetapi kalau namanya mental ini kan kita harus deteksi awal," ujar mbak Ita sapaan akrabnya.
Terlebih, kini semakin banyak ditemukan kasus bunuh diri atau bullying di lingkungan sekolah.
Dirinya menambahkan bahwa aplikasi ini sangat penting untuk menyiapkan generasi emas 2045 agar anak-anak Semarang memiliki kesehatan mental yang baik.
"Sehingga kita harapkan memang menjadi anak-anak yang hebat sesuai kompetensi masing-masing," tambahnya.
Program ini mengembangkan SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire) digital yang diberi nama WONGSO SULTAN MATARAM dalam aplikasi MY RSWN yang dapat diunduh dari Play Store.
SDQ digital ini adalah kuesioner singkat mengenai atribut positif dan negatif anak dan remaja yang terdiri dari 25 item.
Hasil penelitian deskriptif terhadap 578 pelajar SMP di Semarang yang dilakukan oleh dr. Fitri Hartanto dan dr. Hendriani Selina, menunjukkan bahwa masalah emosi ditemukan pada 18,5 persen siswa, perilaku 13,9 persen, total difficulties 9,1persen, prososial 8,1 persen , hiperaktif 4,9 persen, dan peer group 3,8 persen.
Studi awal penggunaan aplikasi SDQ digital di dua SMP juga menemukan lima siswa yang memerlukan bimbingan dengan psikiater di RSWN.
Direktur RSWN, Eko Krisnarto, menjelaskan, aplikasi ini adalah bagian dari program Rumah Sakit Tanpa Dinding (RSTD) RSWN.
"Ini adalah implementasi rumah sakit tanpa dinding RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sebagai pusat layanan konsultasi, terapi, dan rehabilitasi kesehatan mental remaja Kota Semarang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan generasi emas," jelas Eko.
Aplikasi ini memungkinkan siswa SMP untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari 25 item, yang akan membantu menilai gangguan perilaku, gangguan peer group, dan gangguan emosional.
"Sasarannya yakni semua SMP, semua siswa SMP mengisi kuesioner tersebut. Kemudian kita kumpulkan dan screening lagi. Setelah diisi, guru BK akan mencocokkan melihat hasilnya dan bekerja sama dengan psikolog untuk menentukan langkah selanjutnya," ujar Eko.
Jumlah Feeder Trans Semarang Terbatas, Pengamat Transportasi Usulkan Menyentuh Banyak Perumahan |
![]() |
---|
Dana Operasional RT Rp25 Juta Cair, Wali Kota Harap Warga Kurang Mampu Tak Lagi Diwajibkan Iuran |
![]() |
---|
Trans Semarang Perlu "Obat" Serius: Peremajaan Armada hingga Restrukturisasi Manajemen |
![]() |
---|
Keluhan Warga soal BRT Trans Semarang: Mogok, Penuh, dan Bikin Terlambat |
![]() |
---|
Sering Mogok Hingga Keluarkan Asap Hitam Pekat, Warga Soroti Kondisi Terkini BRT Trans Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.