Pekalongan
Wali Kota Aaf : Kota Pekalongan di Ambang Darurat Sampah
Kota Pekalongan diambang darurat sampah. Hal ini dikarenakan, TPA Degayu sebagai satu-satunya tempat berakhirnya seluruh sampah.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: rival al manaf
Sehingga, perlunya memilah sampah akan sangat membantu mengurangi tumpukan sampah yang ada di TPA. Dimana, 60-64 persen sampah yang dihasilkan masyarakat adalah sampah organik, sementara sampah anorganik setelah dipilah dapat menjadi barang yang bermanfaat bahkan bernilai ekonomi
"PR bersama adalah, melakukan pengolahan sampah organik yang mencapai 60 persenan. Sedangkan, teknologi yang sudah dilakukan jajaran DLH yakni composting (proses penguraian bahan organik secara biologis untuk menghasilkan pupuk alami) dan budidaya maggot," jelasnya.
Pihaknya tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat, agar turut berpartisipasi mengolah sampahnya secara tanggungjawab dan bijak.
Hal ini penting, mengingat sampah ini dihasilkan oleh semua orang, sementara kapasitas TPA Degayu sudah semakin overload. Sehingga, diperlukan tanggungjawab dan kerjasama dalam mengolah sampah yang dihasilkan masing-masing.
"Tentu bisa melalui komunitas-komunitas kewilayahan, ataupun individu masing-masing. Terhitung Januari-Mei 2024 rata-rata sudah 130 ton sampah masuk ke TPA Degayu per harinya."
"Jumlah tersebut termasuk tinggi, sebab potensi sampah yang dihasilkan sekitar 160 ton. Artinya, sudah hampir 85 persen sampah tersebut masuk ke TPA," tambahnya. (Dro)
TPA Degayu Kota Pekalongan Tutup Desember 2025, DLH Perkuat Strategi Pengolahan |
![]() |
---|
DPRD Kabupaten Pekalongan Kaji Wacana Lima Hari Sekolah Secara Menyeluruh |
![]() |
---|
Pegiat KIM Kota Pekalongan Didorong Melek Digital Lewat Pelatihan E-Commerce |
![]() |
---|
MBG hingga Sampah Jadi Sorotan dalam Perubahan APBD Kota Pekalongan 2025 |
![]() |
---|
Bupati Pekalongan Fadia Salurkan Santunan untuk 300 Anak di Hari Istimewa 10 Muharam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.