Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Jawa Tengah Menuju Era Logistik Halal: Tantangan dan Peluang Menjelang Wajib Halal 2024

Pengembangan logistik halal di Jawa Tengah memerlukan investasi besar dalam infrastruktur

|
Editor: muslimah
istimewa
Retno Anggoro, Dosen Politeknik Maritim Negeri Indonesia Mahasiswa Doktor Ilmu Manajemen FE Unissula Semarang 

Jawa Tengah Menuju Era Logistik Halal: Tantangan dan Peluang Menjelang Wajib Halal 2024

Retno Anggoro

Dosen Politeknik Maritim Negeri Indonesia Mahasiswa Doktor Ilmu Manajemen FE Unissula Semarang

TRIBUNJATENG.COM - Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan sedang memasuki era baru dalam industri halal. Pemberlakuan tersebut tercatat dalam Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang mewajibkan sertifikasi halal bagi seluruh produk yang beredar di Indonesia mulai tahun 2024. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada barang jadi saja melainkan seluruh rantai pasok, termasuk logistik.

Halal logistik merupakan elemen penting dalam memastikan integritas produk halal dari produsen hingga konsumen. Artinya, penyimpanan, penanganan, dan pendistribusiannya harus berpegang pada prinsip syariah. Jika tidak memiliki sistem logistik halal yang baik, maka sertifikasi produk halal tidak ada artinya sama sekali karena ada risiko kontaminasi pada proses distribusi.

Jawa Tengah mempunyai posisi strategis sebagai pusat Indonesia. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar dan pusat industri, Jawa Tengah menawarkan salah satu potensi besar untuk menjadi pionir penerapan logistik halal.

Secara geografis, letaknya yang sangat strategis, dengan akses pelabuhan dan bandara internasional serta jaringan transportasi darat menjadikannya provinsi yang sangat cocok untuk dibangun sebagai hub logistik halal nasional. Namun transisi menuju era logistik halal ini tidak lepas dari tantangan. Infrasstruktur, sumber daya manusia, teknologi, dan kesiapan regulasi sangat diperlukan. Jawa Tengah perlu mengambil langkah cepat dalam mengatasi perubahan ini dan tidak hanya melayani pasar domestik namun juga memanfaatkan peluang yang terbuka di pasar produk Halal global yang sedang berkembang.

Jawa tengah memiliki tentangan yang signifikan dalam proses implementasi halal 2024. Pertama, infrastruktur dan fasilitas yang ada perlu ditingkatkan agar memenuhi standar halal. Diantaranya gudang, kendaraan pengangkut, dan fasilitas bongkar muat yang harus tersertifikasi bebas kontaminasi non halal. Diperlukan investasi besar untuk mewujudkan hal ini.

Kedua, proses sertifikasi dan standardisasi menjadi penting. Seluruh rantai pasokan harus tersertifikasi halal; itu membutuhkan waktu dan juga tidak murah. Tantangan kedua adalah memastikan kepatuhan di setiap tahap logistik. Ketiga, kesiapan sumber daya manusia yang masih terbatas. Dibutuhkan tenaga ahli yang menguasai prinsip syariah dan berkompeten dalam manajemen logistik modern.

Program pelatihan dan pendidikan yang intensif perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ini. Keempat, adopsi teknologi, seperti sistem pelacakan dan blockchain, yang menjamin transparansi status kehalalan produk, masih sangat terbatas. Banyak pelaku usaha khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang masih belum siap dengan investasi teknologi ini. Terakhir, UMKM menjadi rentan terhadap penerapan standar logistik halal. Hal ini memerlukan dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan pelaku industri besar untuk memfasilitasi proses transisi UMKM.

Keberhasilan penerapan logistik halal di Jawa Tengah memerlukan transformasi besar- besaran pada infrastruktur dan fasilitas yang ada saat ini. Gudang perlu didesain ulang untuk mencegah kontaminasi silang antara produk halal dan non-halal. Sistem pendingin dan pengawet khusus harus dipasang untuk menjamin integritas produk halal. Armada pengangkutan harus dimodifikasi atau diganti dengan yang memenuhi standar halal, termasuk kompartemen terpisah untuk berbagai jenis produk. Pelabuhan laut dan bandara juga memerlukan area khusus untuk penanganan kargo halal. Inilah peningkatan yang memerlukan investasi besar dan menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha.

Kolaborasi publik-swasta juga sangat diperlukan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur halal ini. Satu hal lain yang menjadi masalah adalah proses sertifikasi halal untuk rantai pasok, yang kompleks. Audit ketat harus dilakukan pada setiap elemen dalam rantai logistik tersebut, mulai dari pemasok bahan baku hingga distributor akhir, agar dapat memastikan kepatuhan terhadap standar halal. Ini melibatkan pemeriksaan bahan, proses, peralatan, dan bahkan keuangan untuk memastikan tidak ada pencampuran dengan dana non- halal.

Tantangan utamanya adalah menjaga konsistensi standar di semua tingkat rantai pasokan, mengingat banyaknya pihak yang terlibat. Integritas sertifikasi perlu dijaga melalui pemantauan yang ketat dan berkesinambungan. Koordinasi yang erat antara lembaga sertifikasi halal, pemerintah, dan pelaku industri akan menjadi kunci untuk mengungkap kompleksitas dan dengan demikian membangun kepercayaan konsumen. Transisi menuju logistik halal membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip syariah dan manajemen logistik modern.

Program pelatihan yang intensif perlu dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai di seluruh rantai pasok. Kurikulum harus mencakup aspek hukum Islam, standar halal internasional, serta teknologi terkini dalam manajemen logistik. Perguruan tinggi dan lembaga vokasi di Jawa Tengah perlu memperkenalkan program studi khusus manajemen rantai pasok halal. Kolaborasi dengan lembaga sertifikasi halal dan industri diperlukan dalam merancang pelatihan yang relevan. Tantangan utama adalah memastikan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas yang mendukung logistik halal dan membangun sistem sertifikasi kompetensi yang diakui secara nasional dan internasional.

Implementasi teknologi canggih menjadi kunci dalam menjamin transparansi dan efisiensi logistik halal. Oleh karena itu, sistem pelacakan berbasis IoT (Internet of Things) diperlukan untuk memantau kondisi produk secara real-time, memastikan tidak ada kontaminasi selama perjalanan. Teknologi blockchain menawarkan solusi untuk membuat catatan yang tidak dapat diubah tentang asal-usul dan perjalanan produk, meningkatkan kepercayaan konsumen. Namun penerapan teknologi ini memerlukan investasi besar dan kesiapan infrastruktur digital. Tantangan utamanya terletak pada integrasi sistem di antara seluruh pemangku kepentingan dalam rantai pasokan. Standarisasi platform dan protokol pertukaran data diperlukan untuk mendukung interoperabilitas sistem di seluruh ekosistem logistik halal.

Bagi UMKM, terdapat tantangan yang signifikan dalam menyesuaikan diri dengan sistem logistik halal. Keterbatasan modal menjadi hambatan utama dalam meningkatkan fasilitas dan teknologi. Banyak UMKM juga kurang pengetahuan dan keahlian dalam penerapan standar halal. Usaha kecil bisa sangat terbebani oleh proses sertifikasi yang kompleks dan mahal. Dalam menghadapinya, diperlukan dukungan pemerintah melalui insentif keuangan seperti subsidi atau pinjaman lunak untuk meningkatkan fasilitas. Pendampingan dan pelatihan khusus untuk UMKM juga menjadi sangat krusial. Kolaborasi dengan perusahaan besar dalam skema kemitraan dapat membantu UMKM untuk mengakses teknologi dan pasar yang lebih luas. Kemudian, penyederhanaan proses sertifikasi untuk UMKM, tanpa mengurangi standar, juga perlu dipertimbangkan.

Letak geografisnya yang strategis, ditambah dengan infrastruktur transportasi berupa pelabuhan laut, bandara internasional, dan jalan tol menjadikan wilayah ini ideal untuk distribusi produk halal. Pengembangan Jawa Tengah sebagai pusat logistik halal dapat menarik investasi besar dalam fasilitas pergudangan modern, pusat distribusi, dan teknologi rantai pasokan berteknologi tinggi. Potensi produk halal Indonesia di pasar dalam negeri sangat besar karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Di sisi lain, Jawa Tengah dapat memainkan peran penting dalam memenuhi permintaan tersebut dengan menjamin kelancaran distribusi produk halal ke seluruh pelosok tanah air.

Selain itu, perluasan pasar ekspor halal global memberikan peluang yang sangat besar. Dengan menyediakan sistem logistik halal yang terintegrasi dan tersertifikasi, Jawa Tengah akan mampu menjadi pintu gerbang utama produk halal Indonesia ke pasar internasional, terutama ke negara-negara Muslim di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Selain itu, pengembangan ekosistem Logistik Halal akan meningkatkan daya saing industri lokal di Jawa Tengah. Standar logistik halal yang diadopsi oleh perusahaan lokal memberi mereka keunggulan kompetitif di pasar domestik dan internasional.

Hal ini mungkin berperan penting dalam mendorong inovasi produk dan proses, meningkatkan kualitas, dan menciptakan akses ke pasar baru. Demikian pula, manfaatnya juga akan dirasakan oleh UMKM lokal melalui integrasi mereka ke dalam rantai pasokan halal yang lebih besar dan bermakna sehingga memberikan potensi pertumbuhan dan peluang ekspansi. Untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai hub logistik halal terdepan, terdapat beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Pertama, pemerintah daerah perlu mengambil peran aktif dalam mendukung transisi. Hal ini dapat dimulai dengan menyusun peta jalan pengembangan logistik halal secara komprehensif dan disukseskan dengan perumusan regulasi pendukung.

Insentif fiskal dapat diberikan dalam bentuk tax holiday atau subsidi kepada perusahaan yang berinvestasi di infrastruktur logistik halal. Pemerintah juga perlu memprioritaskan pengembangan kawasan industri halal terintegrasi yang dilengkapi dengan fasilitas logistik modern. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga sertifikasi menjadi kunci keberhasilan. Forum reguler yang melibatkan pihak ketiga ini perlu dibentuk untuk memastikan komunikasi yang efektif dan penyelarasan strategi. Pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator, sementara industri memberikan masukan praktis dan lembaga sertifikasi menjamin standar halal. Inilah kerjasama juga dalam pengembangan standar dan prosedur operasional yang seragam untuk logistik halal di Jawa Tengah. Dalam kaitan ini, umkm memerlukan pendampingan khusus karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki.

Ibaratkan fasilitas tentang pelatihan standar halal, bantuan teknis dalam upgrade fasilitas, atau dukungan dalam proses sertifikasi. Pemerintah dapat menggandeng perusahaan besar dan lembaga keuangan untuk menciptakan skema pembiayaan khusus bagi UMKM yang ingin beralih ke logistik halal. Selain itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan SDM logistik halal harus direalisasikan. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga vokasi untuk pengembangan kurikulum khusus dapat membantu memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang ini. Program magang dan pertukaran pengetahuan dengan negara-negara yang telah maju dalam bidang logistik halal juga dapat dipertimbangkan.

Tren transisi menuju Era Logistik Halal di Jawa Tengah membawa tantangan dan peluang yang sangat besar. Beberapa tantangan utama mencakup investasi besar-besaran yang diperlukan dalam infrastruktur dan teknologi, kompleksitas proses sertifikasi, dan kebutuhan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten. Sehubungan dengan itu, UMKM juga menghadapi tantangan adaptasi yang tidak mudah. Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang ekonomi yang menjanjikan. Di sisi lain, hal ini memberikan peluang besar bagi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, potensi terjadinya hal tersebut sangat besar di Jawa Tengah sehingga menjadikannya salah satu pionir Logistik Halal di Indonesia.

Letak geografis yang strategis dan didukung infrastruktur yang relatif maju menjadikan provinsi ini mempunyai keunggulan komparatif. Pasar produk halal domestik dan global yang terus berkembang menawarkan potensi pertumbuhan yang besar. Dengan mengembangkan sistem logistik halal yang andal, Jawa Tengah dapat memposisikan diri sebagai pusat distribusi produk halal nasional dan pintu gerbang ekspor ke pasar internasional. Menghadapi era logistik halal, kesiapan semua pihak menjadi kunci keberhasilan. Pemerintah daerah harus proaktif dalam menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung, serta memberikan insentif untuk mendorong investasi. Pelaku industri perlu berkomitmen untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi yang memenuhi standar halal. Lembaga sertifikasi harus siap menghadapi peningkatan permintaan dan kompleksitas dalam proses sertifikasi rantai pasok halal. Institusi pendidikan dan pelatihan juga memiliki peran penting dalam menyiapkan

tenaga kerja yang kompeten. Jawa Tengah dalam mempersiapkan diri menuju logistik halal di Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi membangun keunggulan kompetitif di industri yang tumbuh pesat. Dengan status pionirnya, Jawa Tengah akan mampu menarik investasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan menggenjot inovasi di berbagai sektor terkait. Pada gilirannya, semua ini akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Keberhasilan pengembangan Logistik Halal pada tahun 2024 akan menempatkan Jawa Tengah pada peta industri halal global, membuka peluang kerja sama internasional dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia.

Yang lebih penting lagi, hal ini akan membangun model pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan nilai-nilai agama namun tetap relevan dengan praktik bisnis modern, yang mengarah pada pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Jika visi ini ingin diwujudkan, kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat tentu sangat diperlukan. Pendekatan holistik, yang mencakup infrastruktur, teknologi, sumber daya manusia, dan kebijakan yang mendukung, akan menjadi batu loncatan menuju kesuksesan Jawa Tengah di era baru logistik halal ini.

Resume:
Pengembangan logistik halal di Jawa Tengah memerlukan investasi besar dalam infrastruktur seperti gudang bersertifikat, armada transportasi khusus, dan teknologi pelacakan canggih, serta fokus pada peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan intensif, kurikulum khusus, dan kolaborasi industri-akademia untuk memenuhi standar dan tuntutan pasar halal global. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved