Berita Kabupaten Semarang
VIRAL, Penjual Tongseng dan Sate di Ungaran Diduga Getok Harga, Bupati Ngesti Langsung Respon Begini
Media sosial dihebohkan dengan aksi dugaan getok harga yang dilakukan pedagang di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Media sosial dihebohkan dengan aksi dugaan getok harga yang dilakukan pedagang di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Dalam video yang beredar, pengunggah menunjukkan nota daftar harga pembelian 3 porsi sate dipatok Rp180 ribu, 4 porsi tengkleng Rp240 ribu, beserta nasi dan minuman-minumannya dengan total Rp476 ribu.
Sedangkan sebelum diberi nota, pengunggah mengatakan bahwa dirinya dimintai Rp535 ribu.
Namun setelah dirinya bertanya, penjual itu mengembalikan sekitar Rp 50 ribu.
Karena penasaran dengan harga yang dirasanya terlalu mahal, penggungah itu lantas bertaya pada pembeli lain.
Ternyata untuk satu porsi tengkleng seharga Rp45 ribu. Itupun sudah lengkap dengan nasi dan minuman.
Setelah membandingkan, pengunggah berpendapat bahwa dia bersama keluarganya diberi harga lebih mahal karena berpelat luar kota.
Baca juga: VIRAL, Nasi Pecel di Alun-alun Ponorogo Seharga Rp70 Ribu, Pedagang Disentil Tak Getok Harga
Baca juga: Viral Getok Harga Ke Konsumen, Bengkel Hens Motor Akhirnya Ditutup
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha angkat bicara terkait persoalan itu.
Dia juga mengaku mendapatkan kiriman laporan melalui Direct Message (DM) di akun Instagramnya.
“Kami minta kepada pedagang siapapun ya jangan seperti itu, siapapun pembelinya harganya harus yang umum semua.
Kalau seperti itu berpengaruh ke pengunjung yang lain, nanti kapok,” kata dia kepada Tribunjateng.com, Selasa (30/7/2024).
Tak hanya bagi pengunjung, Ngesti khawatir jika nantinya para pedagang kuliner lain di Alun-alun Lama Ungaran juga terkena imbasnya.
Terlebih lagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang tengah berupaya menggencarkan sektor pariwisata ternasuk kuliner.
“Kan ada warung-warung lainnya, nanti ada kekhawatiran makan di kawasan situ.
Kasihan yang lainnya, pedagang yang lainnya akan kena dampaknya juga,” imbuh dia.
Untuk ke depannya, Ngesti menambahkan bahwa pihaknya akan mencari solusi.
Satu di antaranya dengan meminta DIskumperindag Kabupaten Semarang untuk memberikan pembinaan serta pemahaman agar tidak mengulangi hal serupa.
“Harapannya nanti daftar harganya tercantum. Misal makanan jenis A sekian, jenis B sekian,” tandasnya. (*)
Skandal 5 Orang di Papringan Kabupaten Semarang, Sertifikasi Tanah Dikorupsi Ramai-ramai Rp 907 Juta |
![]() |
---|
Kronologi Ayah di Bandungan Paksa Inses Anaknya, Berawal Niat Baik Korban |
![]() |
---|
Di Balik Temuan Jasad Juru Parkir di Parit Pasar Lanang Ambarawa, Diduga Meninggal 4 Jam Sebelumnya |
![]() |
---|
Pemotor Terseret hingga 50 Rumah Warga Ngendo Terdampak, Kisah Banjir Bandang di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
ASN di Kabupaten Semarang Ramai-ramai Minum Susu Sapi Perah dari Peternak Lokal, Seusai Jalan Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.