Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fenomena Anak Cuci Darah di Jateng

AWAS, Ini Pemicu Gagal Ginjal Kronis, 10 Anak Jalani Cuci Darah Rutin di RSUP dr Kariadi Semarang

Kasus gagal ginjal pada anak-anak bisa disebabkan karena pola makan yang tidak sehat seperti makan makanan cepat saji ataupun suka minuman karbonasi.

Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI TRIBUN JATENG
Suasana di depan IGD RSUP dr Kariadi Semarang. 

Rupanya, kasus serupa pernah terjadi di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam mengatakan, tahun ini ada anak yang harus menjalani cuci darah di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

Anak tersebut sempat menjalani cuci darah pada Juni 2024, kemudian dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang karena kompleksitas penyakit yang diidap anak tersebut.

“Anak itu sekarang berusia 17 tahun yang cuci darah di sini, karena komplain penyakitnya sangat kompleks ada jantung, paru-paru, dari dokter anak dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang,” kata dokter spesialis anak ini kepada Tribunjateng.com, Senin (29/7/2024).

Terkait penyebab yang mengakibatkan anak tersebut harus cuci darah, dr Abdul Hakam secara pasti belum tahu jelas.

Sebab, penyakit yang diidap oleh anak tersebut sangat kompleks.

Bisa jadi itu penyakit yang sudah lama karena pengaruh kerusakan pada organ lain.

“Itu dari TBC (tuberkulosis) yang kemudian mempengaruhi jantung, kemudian dari jantung pengaruhi ginjal,” kata Abdul Hakam.

Di sisi lain, kasus gagal ginjal pada anak juga bisa terjadi karena diabetes.

dr Abdul Hakam tidak menampik kalau saat ini ada juga anak yang sudah terkena penyakit gula karena keturunan atau karena pola makan dan minum yang tidak sehat.

Baca juga: PENYEBAB Banyak Pasien Anak Cuci Darah, Dokter Spesialis di RSCM: Rerata Kelainan Ginjal Bawaan

Baca juga: Kisah Pilu Alda Gadis Yatim Piatu Gagal Ginjal Sejak Usia 12 Tahun, Bolak-balik Cuci Darah Sendirian

“Jadi penyebab gagal ginjal macam-macam."

"Ada penyakit yang  berhubungan dengan kanker ginjal."

"Kemudian berhubungan dengan pola hidup dari anak-anak karena makan dan minum yang diberikan kepada anak karuan,” kata Hakam.

Menurut dr Abdul Hakam, gagal ginjal pada anak yang kemudian mensyaratkan mereka untuk cuci darah belum banyak ditemukan di Pantura.

Namun antisipasi sedini mungkin alangkah baiknya dilakukan agar tidak ada lagi anak yang kemudian harus cuci darah rutin ke rumah sakit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved