Berita Banyumas
Gabungan Organisasi Wanita Banyumas Borong Buncis yang Harganya Anjlok, Bantu Petani Banjarnegara
Ibu-ibu yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Banyumas dan juga kader posyandu Desa Tambaksari Kidul
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Ibu-ibu yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Banyumas dan juga kader posyandu Desa Tambaksari Kidul, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas memborong buncis sebanyak 435 kilogram dari para petani Karangkobar, Banjarnegara.
Mereka merasa prihatin atas panen raya buncis yang menyebabkan harganya anjlok dari Rp3.000 jadi Rp700-800 per kilogram di tingkat petani.
Dalam lima hari terakhir, distribusi serta pembelian buncis dengan harga normal dari Karangkobar melalui Gereja Keuskupan Purwokerto mencapai lebih dari 2 ton.
"Kali ini total hampir 360 kilogram.
Pendistribusian memang kebanyakan melalui organisasi-organisasi anggota GOW.
Di GOW ada 69 organisasi yang aktif, ini belum seberapa karena belum gerak semua. Ini langsung habis," ujar Ketua Bidang Organisasi GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Kabupaten Banyumas, Nunung Sriwidadi di Aula Gereja Santo Yosep, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (6/8/2024).
Nunung menyebutkan, aksi membeli buncis ini adalah kegiatan sosial para anggota GOW.
"Kita ini kegiatan sosial, jadi tidak mencari untung.
Hanya membantu petani yang panen rugi, harganya Rp3.000 per kilogram," imbuhnya.
Dalam GOW itu, antara lain, bergabung organisasi istri jaksa, istri polisi, istri hakim, istri dokter, Muslimat, juga ada pula wanita tani di Kabupaten Banyumas.
Selain Nunung, ada pula Kendang Rumiyati sebagai Kader Posyandu Tambaksari Kidul Kecamatan Kembaran yang datang dan membeli 75 kilogram buncis.
"Kami beli 75 kilogram buncis untuk membantu para petani karena sekarang kan sayuran sedang murah.
Nanti distribusi ke masing-masing kader, ada yang beli 3 kilogram, 5 kilogram, 7 kilogram.
Mungkin ada juga yang mau dikasihkan ke tetangga-tetangga," terangnya.
Seperti diketahui, panen raya sayur-mayur khususnya buncis di wilayah Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara menyebabkan harganya anjlok dari sekitar Rp3.000 menjadi Rp700-800 per kilogram di tingkat petani.
Atas kondisi itu, Gereja Katolik di Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, dan Batang yang berada di naungan Keuskupan Purwokerto membantu distribusi serta pembelian lebih dari 2 ton buncis itu dengan harga normal.
Ratusan kilogram buncis datang di Aula Gereja Santo Yosep Purwokerto dan dikirim dari Banjarnegara menggunakan mobil bak terbuka.
Pastor Paroki Santo Antonius Banjarnegara Valentinus Sumanto Winata juga turut mengantar buncis itu ke Purwokerto.
"Kami umat Paroki Banjarnegara mendengar petani di Karangkobar sedang panen raya.
Lalu harga buncisnya sangat anjlok sekali.
Oleh tengkulak hanya dihargai Rp 700 atau Rp 800 per kilogram.
Padalah supaya tidak rugi, harga jualnya minimal Rp3.000 per kilogram," ungkap Sumanto.
Pihaknya tidak mencari untung atas proses pendistribusian buncis itu.
"Kami dari paroki Banjarnegara menjawab keluhan petani ini dengan menyalurkan, jadi kami tidak mencari untung.
Jadi dana transportasi dan lain sebagainya itu dari paroki.
Jadi Rp3.000 itu full bagi petani. Kalau ada kelebihan bayar dari konsumen, ya itu rezeki bagi kami. Yang jelas Rp3.000 per kilogram itu semuanya untuk petani," jelasnya.
Aksi ini dibuat untuk membangun semangat solidaritas terhadap sesama khususnya para petani.
Semangat solidaritas dengan mereka.
Hal ini juga yang digaungkan oleh Gereja, oleh Paus yaitu kepedulian terhadap yang lemah termasuk para petani yang mereka panen tapi tidak punya daya barter dengan pemilik modal.
Pada hari Selasa ini, kata Sumanto, pihaknya telah membantu pendistribusian ke wilayah Purwokerto ini hingga 580 kilogram buncis.
Adapun sebelumnya telah dikirim sebanyak 300 kilogram.
Selain Purwokerto, distribusi ke Purbalingga juga telah mencapai 1 ton buncis serta 400 kilogram ke Batang.
"Kalau ditotal ini 2 ton lebih," imbuhnya.
Pengepakan atau pengemasan ulang di aula ini juga dikoordinir oleh para ibu yang tergabung dalam Wanita Katolik Republik Indonesia serta dibantu oleh 11 mahasiswa-mahasiswi STIKOM Yos Sudarso Purwokerto. (jti)
Baca juga: UPDATE! Harga HP Samsung A Series Agustus 2024: Cek Spesifikasi Galaxy A14 5G Hemat Jadi Rp 2 Jutaan
Baca juga: USM Gelar Expo KKN Tematik II: Kolaborasi untuk Ketahanan dan Kesehatan Masyarakat
Baca juga: Dispertan Kota Semarang Siapkan Mekanisme Penggunaan Lahan Bengkok untuk Ketahanan Pangan
Baca juga: Duduk Perkara Viral Video Cekcok Anggota TNI dan Pengemudi Warga Sipil di Depan Hotel Padma Semarang
Bupati Sadewo: 2 Investor Berminat Sulap Kebondalem Purwokerto Jadi Sport Center Modern |
![]() |
---|
Bupati Sadewo Targetkan Rp2,5 M untuk Kemanusiaan Lewat Bulan Dana PMI Banyumas 2025 |
![]() |
---|
Soal Tunjangan DPRD Banyumas, Sadewo Lempar Bola ke Dewan: Perbup Itu Dibuat Saat Pj Hanung |
![]() |
---|
Detik-detik Evakuasi Pengunjung Pasar Sampang Banyumas, Betis Heni Tersangkut Penutup Selokan |
![]() |
---|
Sakitnya Rakyat Banyumas: Kontrakan Mewah Cuma Rp10 Juta vs Tunjangan Dewan Rp42 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.