Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Melihat Wisata Kampoeng Dolanan Nusantara di Sodongan Magelang

Wisata Kampoeng Dolanan Nusantara merupakan tempat edukatif yang unik serta wadah pelestarian warisan budaya nusantara di Sodongan Borobudur

Editor: iswidodo
zoom-inlihat foto Melihat Wisata Kampoeng Dolanan Nusantara di Sodongan Magelang
tribunjateng/mahasiswa UIN Salatiga magang jurnalistik
Asyiknya bermain dolanan tradisional di Wisata Kampoeng Dolanan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Wisata Kampoeng Dolanan Nusantara merupakan tempat edukatif yang unik serta wadah pelestarian warisan budaya nusantara. Wisata ini terletak di Sodongan, Bumiharjo, Kec. Borobudur, Kab. Magelang, Jawa Tengah.

Menawarkan konsep tematik, wisata ini juga memamerkan dolanan latar tradisional yang sudah jarang ditemukan di masa sekarang. Seperti gasing, angklung, bakiak, egrang, dakon, dan mainan berbunyi lainnya.

Wisata ini resmi didirikan pada tahun 2013 oleh tiga orang penggagas seni. Tiga orang ini ialah Endi Aras selaku kolektor gasing nusantara, Renny Jayusman, dan Abbet Nugroho yang sekarang mengelola Wisata Kampoeng Dolanan Nusantara di Borobudur.

Asyiknya bermain dolanan tradisional di Wisata Kampoeng Dolanan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Asyiknya bermain dolanan tradisional di Wisata Kampoeng Dolanan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. (tribunjateng/mahasiswa UIN Salatiga magang jurnalistik)

Buka setiap hari sesuai reservasi dan janji temu dari pengunjung. Untuk harga tiket masuk tidak ada, hanya saja membayar kegiatan sesuai yang dipilih. Harganya pun bervariatif mulai dari Rp15.000 tergantung kegiatan yang diambil.

Tempat ini sangat cocok untuk study tour dan familly gathering karena menawarkan fasilitas yang lengkap, harga terjangkau, dan suasana yang asri dan tenang. Kapasitas tempat bisa menampung kurang lebih 200 orang.

Selain dolanan latar, disediakan juga workshop, permainan angklung, warung cenderamata, paket parang menoreh jeep tour, live in di desa wisata, outbound, safari trip, tracking adventure, membatik canting dan ekoprint, menganyam, dan mewarnai menggunakan media eblek.

"Kalau dolanannya sebagian besar membuat sendiri, tapi kalau untuk cenderamata sebagian kita beli ke pengrajin sekitar," ujar Abbet Nugroho, Minggu (4/8/2024).

Asyiknya bermain dolanan tradisional bakiak di Wisata Kampoeng Dolanan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Asyiknya bermain dolanan tradisional bakiak di Wisata Kampoeng Dolanan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. (tribunjateng/mahasiswa UIN Salatiga magang jurnalistik)

Tujuan dari wisata ini ialah adanya misi pelestarian warisan budaya nusantara yang semakin hari semakin di pinggirkan. Selain itu, filosofi dan nilai yang terkandung di dalam dolanan juga perlu dirawat dan jaga.
Nilai yang terkandung dalam dolanan tradisional ini meliputi kejujuran, ketangkasan, belajar kompetisi, kerja sama, tepo sliro, kesabaran, dan nilai-nilai lainnya yang belum tentu diajarkan di bangku sekolah.

Contohnya dalam bermain dakon, anak-anak diajarkan untuk jujur dan tidak boleh mencuri karena sifat itu memang harus diajarkan sejak kecil. Kemudian dalam bermain egrang, bukan hanya soal menjaga keseimbangan akan tetapi bagaimana anak-anak belajar tenang dan sabar dalam menghadapi setiap proses yang terjadi.

Tempat Edukasi

Selain itu, tujuan wisata ini didirikan juga sebagai tempat edukasi. Mulai dari sejarah, filosofi, dan nilai-nilai yang terkandung dalam dolanan tradisional. Wisata ini juga banyak menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dari berbagai universitas dalam negri hingga luar negri untuk melakukan penelitian.

Dolanan tradisional juga memiliki hubungan dengan spiritualitas. "Sebenarnya setiap anak kalau mau main pasti baca mantra, contohnya hompimpa alaihom gambreng," ujar Abbet Nugroho, Minggu (4/8/2024).

Abbet Nugroho juga menjelaskan bahwa kalimat diatas berasal dari bahasa sansekerta yang artinya dari Tuhan juga akan kembali ke Tuhan. Dunia ini hanya permainan belaka, nanti akan ada masanya permainan ini akan selesai dan kita akan kembali ke Tuhan.

Dolanan ini merupakan media tradisional dari para leluhur untuk masyarakat awam, akan tetapi disesuaikan dengan tingkat ruh keagamaan. Tidak hanya dari kitab umat beragama akan tetapi bisa dari media yang setiap hari diterapkan. (Fasya Zalianti Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga Magang di Tribunjateng.com).

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved