Bapak Kos Makan Kucing
Dinkes Semarang Ingatkan Bahaya Konsumsi Daging Kucing untuk Diabetes! Fakta Mengejutkan Terungkap
Viralnya kasus warga yang mengonsumsi daging kucing di Semarang untuk mengobati diabetes membuat Dinas Kesehatan angkat bicara.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang tidak menganjurkan masyarakat mengonsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes. Hingga saat ini, belum ada literasi yang menunjukan khasiat daging kucing untuk menurunkan gula darah.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menyampaikan, daging kucing tidak berdampak untuk menyembuhkan kasus kencing manis. Viralnya kasus Bapak Kos di Sekaran Gunungpati yang memakan daging kucing, membuat Dinkes harus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini.
"Ketika ditanya-tanya oleh teman-teman Puskesmas Sekaran, itu kan dia dapat informasi dari saudaranya bahwa daging kucing dapat menyembuhkan diabetes. Kemudian, dua hari lalu, saya dilapori kasus ini. Saya sampaikan (kepada puskesmas), orangnya harus diedukasi. Sampai detik ini tidak ada literasi yang menyampaikan bahwa daging kucing bisa menurunkan kadar gula darah," papar Hakam, Jumat (9/8/2024).
Kasus Bapak Kos di Sekaran Gunungpati yang memakan daging kucing ini, lanjut Hakam, menjadi pembelajaran bagi yang bersangkutan maupun masyarakat Kota Semarang. Dia berharap, informasi yang disampaikannya bisa diterima dan tidak ditiru oleh orang lain.
Justru, kata dia, konsumsi daging kucing bisa menimbulkan efek negatif. Mengingat, makanan kucing belum tentu terjamin atau terjaga dengan baik dari sisi keamanan.
"Pastinya banyak sekali vektor atau hewan kecil yang berbahaya. Nantinya bisa menjadikan apakah tertulad tuberculosis atau penyakin lain, termasuk taeniasis. Taeniasis itu kecacingan," jelasnya.
Meski Bapak Kos di Sekaran tersebut beralasan finansial tidak mampu membeli daging ayam ataupun sapi, menurut Hakam, tidak dibenarkan mengonsumsi daging kucing. Pasalnya, tidak terbukti daging kucing terhadap penurunan gula darah.
Dia mengatakan, pengobatan kencing manis atau diabetes melitus ini bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik. Konsumsi dan kegiatan fisik harus seimbang, termasuk pengelolaan stres atau kondisi jiwa dan lainnya.
Sedangkan, konsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes tidak dianjurkan.
"Konsumsi daging kucing ini memang tidak kami anjurkan karena belum ada literasi atau pedoman yang menyampaikan hal tersebut. Jangan coba-coba . Kucing itu hewan peliharaan yang harus disayang tapi tidak boleh dikonsumsi atau dimakan. Ini harus benar-benar ditaati," tegasnya.
Hakam memaparkan, Dinkes gencar melakukan skrining baik penyakit menular maupun tidak menular masyarakat bisa mengikuti kegiatan skrining di masing-masing RW untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Skrining ini gratis bagi masyarakat.
"Bisa diperiksa kadar gula darah, tensi, kesehatan mental, atau jiwa. Itu nanti kalau hasilnya upnormal atau di atas normal, selanjutnya dikonsultasikan, rutin datang ke puskesmas sesuai faskes supaya masyarakat tidak kena retribusi," urainya. (eyf)
Bapak Kos Makan Kucing karena Kalori Rendah Pas Buat Diabet, Dinkes Semarang: Efeknya Malah Negatif! |
![]() |
---|
Sosok Nuryanto Bapak Kos Gunungpati Semarang 8 Tahun Jadi Pemakan Kucing Ternyata Tak Ditahan Polisi |
![]() |
---|
Inilah Tampang Nuryanto Bapak Kos Gunungpati Semarang yang Doyan Makan Kucing, Sudah 8 Tahun |
![]() |
---|
Pria Semarang Rebus Kucing Sampai Empuk Pakai Penanak Nasi Demi Sembuhkan Diabetes |
![]() |
---|
Nasib Rumah Indekos Nuryanto, Pria Pemakan Kucing di Semarang, Ditinggal Pergi Anak Kos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.