Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

Pernyataan Lengkap Undip Semarang Soal Kematian Dokter PPDS Aulia Risma

Pernyataan Lengkap Undip Semarang Soal Kematian Dokter PPDS Aulia Risma

Penulis: non | Editor: galih permadi
istimewa
Pernyataan Lengkap Undip Semarang Soal Kematian Dokter PPDS Aulia Risma 

Pernyataan Lengkap Undip Semarang Soal Kematian Dokter PPDS Aulia Risma

TRIBUNJATENG.COM - Seorang dokter muda Aulia Risma Lestari (30) ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang, Senin (12/8/2024). 

Dokter Risma merupakan dokter RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Menurut sumber yang meminta namanya disimpan, korban diduga bunuh diri dengan menyuntikkan obat bius jenis Roculax ke tubuhnya sendiri. 

Dokter Risma diduga mengakhiri hidupnya karena mendapat bullying atau perundungan saat PPDS Anestersi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi. 

Sebelumnya dia sempat dikabarkan berniat mengundurkan diri dari program PPDS Anestesi, namun hal tersebut tidak terealisasi.

Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menepis dugaan tewasnya dokter program pendidikan spesialis (PPDS) akibat perundungan.

"Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan, yang terjadi dari investigasi internal kami hal tersebut tidak benar," tegas Rektor Undip Suharmono melalui Manager layanan terpadu dan humas Undip Utami Setyowati, Kamis (15/8/2024).

Menurutnya, Aulia merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya.

Namun Aulia mempunyai masalah kesehatan yang mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh.

Namun pihaknya tidak menyebut penyakit yang diderita Aulia.

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas (kerahasiaan) medis dan privasi almarhumah, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," jelasnya.

Utami menyebut pengelola pendidikan program studi anestesi juga menyikapi masalah kesehatan yang  diderita Aulia dengan memantau aktif kesehatannya.

Bahkan karena kondisi kesehatan itu, Aulia sempat mengajukan untuk mengundurkan diri.

"Namun karena beliau adalah penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga almarhumah mengurungkan niat itu," tuturnya.

Mengenai dugaan perundungan Universitas Diponegoro Semarang telah merilis pernyataan lengkap mengenai kematian Dokter Risma.

Melalui SIARAN PERS Nomor: 647/UN7.A/TU/VIII/2024, berikut pernyataan lengkap Universitas Diponegoro Semarang:

Sehubungan dengan pemberitaan meninggalnya mahasiswi PPDS kami, dr. Aulia Risma Lestari, pada media sosial dan media massa, berikut kami sampaikan tanggapan UNDIP:

1. Pertama-tama kami menyampaikan turut berduka cita secara mendalam atas meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari, anak didik kami pada PPDS.

Kami mendoakan semoga Almarhumah husnul khotimah, diterima segala amal ibadahnya, diampuni dosa-dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran.

Kami mengajak semua pihak terutama keluarga besar UNDIP turut memberikan dukungan moril bagi keluarga yang berduka.

2. Selanjutnya, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut TIDAK BENAR.

Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya.

Namun demikian, Almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dan privasi Almarhumah, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan.

b. Pengelola Pendidikan Program Studi Anestesi menyikapi problem kesehatan yang dialami Almarhumah dengan memantau secara aktif perkembangan kondisi yang bersangkutan selama proses pendidikan.

c. Berdasarkan kondisi kesehatannya, Almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, namun karena beliau adalah penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga Almarhumah mengurungkan niat tersebut.

3. Kami sangat terbuka dengan fakta-fakta valid lain di luar hasil investigasi yang telah kami lakukan sebagaimana disebutkan dalam butir angka 2 (dua).

Kami siap berkoordinasi dengan pihak manapun untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan dengan menerapkan "zero bullying" di Fakultas Kedokteran UNDIP.

4. Fakultas Kedokteran UNDIP telah menerapkan gerakan "zero bullying" yang dipantau secara aktif oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual pada Fakultas Kedokteran UNDIP sejak | Agustus 2023.

5. Berkenaan dengan surat Dirjen Yankes Nomor TK.02.02/D/44137/2024, tim Fakultas Kedokteran UNDIP bersama dengan tim RSUP dr. Kariadi telah melakukan pertemuan dengan Bapak Dirjen Yankes dan menyampaikan klarifikasi mengenai hal-hal yang dimaksud. UNDIP siap berkoordinasi dengan pihak-pihat terkait untuk mengklarifikasi, mendiskusikan dan melakukan penanganan lebih lanjut.

6. Demikian informasi ini disampaikan semoga dapat memperjelas situasi dan dapat mengambil langkah tepat selanjutnya berdasarkan fakta yang terjadi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved