Dokter Tewas di Kos Semarang
Perundungan Seperti Apa yang Membuat Dokter PPPDS Undip Akhiri Hidup? Pernah Curhat Mau Resign
Aulia Risma Lestari (30), dokter muda sekaligus mahasiswi PPDS Universitas Diponegoro (Undip) diduga mengalami perundungan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Aulia Risma Lestari (30), dokter muda sekaligus mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) diduga mengalami perundungan.
Hal itulah yang membuat dia akhirnya memutuskan mengakhiri hidup ditemukan tewas di kamar kosnya di Semarang.
Adanya dugaan perundungan ini tertera dalam Surat Pemberhentian Program Anastesi Undip di RSUP Dr Kariadi bernomor surat TK.02.02/D/44137/2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.
Baca juga: Bercak Darah di Celana Bocah Disabilitas, Terungkap Polah Tetangga Dibantu Istri
Baca juga: Apa Itu Obat Keras Roculax? Disuntikkan di Tubuh Dokter Aulia Risma Meninggal di Kos Semarang
Dalam surat yang juga diterima Tribun Jateng itu disebutkan Kemenkes juga menyinggung soal dugaan perundungan yang dialami ARL. Bahkan karena alasan itu juga Kemenkes meminta agar progam Anastesi Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang dihentikan sampai dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan jajaran Direksi RSUP Dr kariadi dan FK Undip.
Pihak kepolisian sendiri masih akan melakukan upaya penyelidikan terkait dugaan perundungan tersebut.

Diketahui, Aulia ditemukan tewas pada Senin (12/8/2024) pukul 23.00 WIB di kamar kosnya yang berada di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang.
Aulia sendiri merupakan dokter ASN di Tegal yang bekerja di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Ia lahir di Tegal pada 1994 dan merupakan lulusan SMA Negeri 1 Tegal.
Aulia menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Islam Sultan Agung.
Aulia dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Ia lulus dengan IPK 3.9 dan berstatus cumlaude.
Hal ini diungkap oleh akun X @mecobalamiiin.
"Mba risma selama kuliah cerdas sekali orgnya, ipk nya selalu cumlaude dan mmg terkenal cerdas di angkatan. Terakhir ipknya 3,8 atau 3,9 waktu itu. Kasian sekali," tulis akun X @mecobalamiiin.
Kemudian ia lolos seleksi CPNS tahun 2019 dan diangkat sebagai PNS pada 2020.
Di tahun 2022, Aulia mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastasi di Universitas Diponegoro (Undip) dan mendapat biaya Dinas S2 Anastesi.
Aulia diduga tewas bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke lengannya.
Obat yang digunakan adalah Roculax, yaitu suatu obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada anestesia umum untuk mempermudah intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.
Hal ini diperkuat dengan temuan sisa campuran obat di kamar kosannya.
"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujar Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono.
"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.
Kabar dugaan bunuh diri ini juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena.
"Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024).
Sebelum meninggal dunia, Aulia sempat cerita ke sang ibu jika dirinya ingin resign karena tak kuat.
"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ucap Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono
Sementara itu, pihak kepolisian pun masih mendalami informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya tersebut.
Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum
Sementara itu, Ikatan Alumni SMA Negeri 1 (Ikasma) Tegal mengecam perundungan yang diduga mengakibatkan dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang.
Ikasma Tegal juga siap mendampingi keluarga korban untuk melaporkan ke pihak berwajib dengan mencarikan pengacara.
Pihaknya melalui jaringan alumni juga siap melaporkan kasus tersebut ke Kapolri RI.
"Kami mengharapkan keluarga untuk melaporkannya secara hukum, ini karena kehilangan nyawa."
"Laporkan kepada aparat berwenang dan Ikasma Tegal akan mendampingi dan mencarikan lawyer," jelasnya.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Warga Semarang dan Jawa Tengah bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601 (*)
PPDS Anestesi RSUP Dr Kariadi dan FK Undip Kembali Dibuka Usai Tiga Tersangka Ditahan Jaksa |
![]() |
---|
Tangis Bahagia Keluarga Mendiang Dokter Aulia Risma Dengar 3 Tersangka Segera Ditangkap |
![]() |
---|
Polisi Segera Tangkap 3 Tersangka Bully & Pemerasan Mendiang Dokter Aulia Risma PPDS Undip Semarang |
![]() |
---|
Berkas Perkara Kasus Bully dan Pemerasan Mendiang Dokter Aulia Risma Tebalnya Nyaris Setengah Meter |
![]() |
---|
Polda Jateng Siap Buktikan di Pengadilan Soal Aliran Dana Pemerasan Rp 2 M di Kasus Dokter Aulia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.