Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

Ikasma Tegal Dukung Kepolisian dan Menkes Usut Tuntas Dugaan Bully di Balik Kematian Dokter Aulia

Ikatan Alumni SMAN 1 (Ikasma) Tegal mendukung kepolisian dan Menteri Kesehatan RI untuk mengusut tuntas dugaan perundungan

|
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Ikatan Alumni SMAN 1 (Ikasma) Tegal mendukung kepolisian dan Menteri Kesehatan RI untuk mengusut tuntas dugaan perundungan atau bullying di balik kematian dokter Aulia Risma Lestari (30).


Dokter Aulia merupakan mahasiswi program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) di RSUP Dr Kariadi Semarang.


Almarhumah juga merupakan almuni SMAN 1 Tegal.


Ketua Umum Ikasma Tegal, Dr Tafakurrozak mengatakan, Ikasma dan Paguyuban Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) Jabodetabek sangat peduli terhadap kasus tersebut. 


Ia pribadi akan terus lantang menyuarakan agar diusut tuntas meskipun banyak pihak yang mengingatkan untuk tidak ikut campur. 


Ia menilai, praktik-praktik perundungan seperti zaman kolonial ini sudah tidak pantas diterapkan di zaman sekarang, terlebih di dunia pendidikan dokter yang sangat mulia.


"Saya mendukung sekali terhadap tindakan-tindakan yang diambil kepolisian dan Menkes RI. Agar ini segera diusut tuntas sampai terduga pelaku-pelakunya," katanya seusai menghadiri Anniversary ke-66 SMAN 1 Tegal, Kamis (22/8/2023).


Tafakurrozak yang juga Ketua IKBT-BA Jabodetabek, mengaku sudah berkomunikasi dengan jejaring yang ada agar kasus tersebut bisa diusut tuntas. 


Sebab, kasus-kasus perundungan jika dibiarkan sama halnya dengan penghinaan terhadap kemanusiaan. 


Ia mengatakan, kepolisian dan Menkes RI bisa menyelidiki kasus tersebut dengan mengecek kluster komunikasi yang ada. 


Biasanya ada tiga kluster, pertama grup komunikasi antar seangkatan mahasiswa, kedua meningkat satu grup antara junior dan senior satu tingkat di atasnya, dan ketiga lebih lengkap dengan senior, konsulen dan dosen. 


"Jadi kalau kemudian penyidik bisa mendalami komunikasi di kluster satu, kluster dua, dan kluster tiga dan tertemukan. Di situ akan ditemukan arah adanya dugaan tindakan bullying," jelasnya. (fba)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved