Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Pilu! Wanita di Karanganyar Tewas Tragis Akibat KDRT, Polisi Tetapkan Suami Jadi Tersangka

Polres Karanganyar menetapkan suami korban berinisial AAW sebagai tersangka kasus KDRT yang mengakibatkan istrinya tewas.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: raka f pujangga
dokumentasi Humas Polres Karanganyar
Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy memberikan keterangan saat konferensi pers kasus KDRT di Mapolres Karanganyar, Selasa (10/9/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Polres Karanganyar menetapkan suami korban berinisial AAW sebagai tersangka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang mengakibatkan istrinya, JS meninggal dunia.

Kasus kekerasan tersebut dilakukan AAW kepada istrinya di rumahnya wilayah Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar pada Kamis (6/6/2024) pukul 02.30.

Kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan setelah pihak keluarga korban melaporkan kasus tersebut lantaran adanya kejanggalan atas kematian JS.

Baca juga: VIRAL, Mahasiswa Unsoed Diduga Pelaku KDRT Istrinya Anak Anggota DPRD? Kampus Buka Suara

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy menyampaikan, semula ibu tersangka berinisial S mendatangi rumah anaknya AAW untuk membangunkan yang bersangkutan seperti halnya rutinitas sehari-hari sebelum berangkat jualan sayur.

Namun saksi melihat korban, JS dalam kondisi kejang terlentang di atas kasur. Lanjutnya, saksi sempat memberikan minum kepada korban.

Selanjutnya saksi meminta bantuan tetangga untuk membawa korban ke rumah sakit wilayah Kota Solo.

"Pukul 03.15, keterangan dari dokter korban dinyatakan sudah meninggal dunia," katanya saat konferensi pers, Selasa (10/9/2024).

Saksi lantas memberitahukan kabar duka itu ke pihak keluarga korban.

Kapolres Karanganyar menuturkan, pihak keluarga lantas mendatangi rumah sakit. 

Akan tetapi pihak keluarga mendapatkan adanya kejanggalan atas kematian JS berupa adanya bekas di tubuh korban.

Selain itu saat hendak dimandikan sebelum pemakamanan ada cairan warna merah dari mulut dan hidung korban.

AKBP Jerrold menerangkan, pihak keluarga korban lantas melaporkan kejadian itu ke polisi pada 13 Juni 2024.

Kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mendatangi lokasi. 

Selain itu juga dilakukan ekshumasi serta autopsi terhadap jenazah setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga.

"Dari hasil ekshumasi dan autopsi, kematian korban diakibatkan adanya kekerasan baik di kepala dan sekitar badan," terangnya.

Baca juga: 30 Persen Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Kudus Didominasi KDRT

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved