ALASAN Warga Ngemplak Simongan Semarang Gelar Festival Bukit Jatiwayang, Dulunya dari Citarum

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Budaya Jatiwayang masih terus dilestarikan warga Ngemplak Simongan RW 03 Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat. Warga melestarikan kebudayaan itu melalui Festival Bukit Jatiwayang. 

Festival itu dikemas melalui kirab budaya yang dimulai dari Kelurahan Ngemplak Simongan dan berakhir di RW 3. 

Camat Semarang Barat, Elly Asmara menuturkan festival itu rutin digelar warga Ngemplak Simongan RW 03. Festival itu memasuki tahun kelima yang digelar warga.

"Festival ini menggambarkan napak tilas bagaimana warga di RW 03 dulunya dari mana hijrah ke wilayah ini. Masyarakat mempercayai hal itu dan dibuat suatu festival,  arak-arakan. Yang menarik melibatkan seluruh elemen," ujarnya, Minggu (15/9/2024).

Baca juga: Festival Kota Lama Semarang Kembali Raih Prestasi, Sandiaga Uno Dorong Jadi Event Kelas Dunia

Baca juga: 7 Menit dari Stasiun Tawang, Ada Lumpur Kentang, Choipan dan Kuliner Jadul Lain di Pasar Sentiling

Elly menceritakan sekilas napak tilas Jatiwayang bahwa dahulunya warga berada di wilayah itu berasal dari Citarum. Mereka hijrah ke Ngemplak Simongan yang dulunya merupakan lahan kosong.

"Warga tersebut bersosial di sini dan mendirikan suatu kampung dan namanya kampung Jatiwayang," tuturnya.

Menurut Elly, di wilayah Semarang Barat terdapat sejumlah festival yakni Grebek Subali. Kemudian di wilayah Gisikdrono Jatisari yang menggelar apitan. Festival itu menghormati pendiri wilayah.

"Jadi di Jatiwayang, Gisikdrono, Subali menggelar festival untuk menghormati pendiri," tuturnya.

Ia berharap Festival Bukit Jatiwayang ini dapat berkembang. Festival bisa menjadi agenda Kota Semarang, dan nasional.