Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

"Manusia Lebih Takut Polisi daripada Allah" Sentil Gus Nasrul Saat Maulid Nabi di Polres Jepara

Gus Nasrul menyoroti bahwa sebagian besar umat Islam di akhir zaman lebih takut kepada aparat kepolisian daripada kepada Allah SWT.

Editor: Muhammad Olies
Ist
Gus Nasrul saat menyampaikan mauidhoh hasanah kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Polres Jepara, Selasa (17/9/2024) 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA- Polres Jepara menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Selasa (17/9/2024). Maulid Nabi Muhammad SAW ini dihadiri oleh Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K.MPICT, M. Krim, ratusan personel Polres Jepara, dan para Kapolsek dari seluruh kecamatan di Kabupaten Jepara. (*)

Pengajian Maulid Nabi ini menghadirkan kiai NU sekaligus Ketua PP Pergunu, KH Dr Nasrulloh Afandi, Lc., MA., atau yang lebih dikenal sebagai Gus Nasrul. 

Gus Nasrul menyampaikan pandangan kritis tentang kondisi masyarakat saat ini.

Ia menyoroti bahwa sebagian besar umat Islam di akhir zaman lebih takut kepada aparat kepolisian daripada kepada Allah SWT.

"Kondisi saat ini menunjukkan bahwa institusi yang paling disegani di masyarakat adalah aparat kepolisian," ujar Gus Nasrul dalam pengajian tersebut dengan penuh humor yang segar.

Baca juga: Bikin Bangga, Polwan Polres Jepara Sumbang Medali Emas untuk Jateng di PON XXI

Baca juga: INFOGRAFIS Momen Libur Panjang Maulid Nabi, Jadi Ajang Pelajar Semarang Tawuran Massal

Gus Nasrul kemudian membandingkan kondisi ini dengan zaman Nabi Muhammad SAW. 

Pada masa itu, yang paling dihormati di tengah-tengah masyarakat adalah kepala suku, sehingga apa yang dikatakan kepala suku selalu didengarkan oleh masyarakat.

"Kenapa sekarang orang lebih takut kepada polisi daripada Allah? Kita ambil contoh, meskipun ada malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal perbuatan manusia selama 24 jam, banyak orang yang tetap melakukan kemaksiatan,"

"Namun, ketika mereka melihat ada polisi, mereka langsung berpikir ulang, apakah mau mabuk-mabukan, mencuri, atau melakukan korupsi. Ini menandakan bahwa kehadiran polisi jauh lebih ditakuti daripada Allah," jelas Gus Nasrul yang juga wakil ketua Komisi Kerukunan Antar Ummat Beragama MUI Pusat itu. 

Dalam contoh lainnya, Gus Nasrul menyinggung perilaku masyarakat yang kerap melakukan hal-hal tidak terpuji meski baru saja menjalankan ibadah.

 "Orang yang baru selesai salat atau zakat masih saja tergoda mengambil dompet yang jatuh, sandal bagus di masjid, atau bahkan mencuri uang dari kotak amal jika tidak ada CCTV. Ini adalah indikasi akhir zaman di mana manusia lebih takut kepada sesamanya daripada kepada Allah," sebut dewan pengasuh pesantren Balekambang Jepara itu. 

Gus Nasrul juga memberikan pesan khusus kepada para aparat kepolisian. 

"Kepolisian memiliki dua amanah. Pertama, dari negara sebagai aparat yang telah dilantik, dan kedua, dari masyarakat yang mempercayakan keamanan kepada mereka. Oleh karena itu, jangan sia-siakan amanah ini," tuturnya. 

Baca juga: Wujudkan Pilkada Damai, Tim Siber Polres Jepara Masifkan Patroli Dunia Maya

Baca juga: Kata-kata Eliano Reijnders Usai Proses Naturalisasi Disetujui DPR RI: Saya Bisa di Berbagai Posisi

Lebih lanjut, Gus Nasrul mengutip Surat Ali Imran Ayat 104, yang menyebut bahwa harus ada sekelompok orang yang menegakkan keadilan, kebenaran, dan keamanan di tengah masyarakat.

Ia menekankan bahwa di era modern ini. peran itu tepat dijalankan oleh aparat kepolisian, sebagai bentuk implementasi dari firman Allah.

"Pakar maqashid syariah, Syekh Thahir Ibn Asyur, dalam kitab Tafsir Tahrir Wa Tanwir, menjelaskan bahwa setiap hal yang membawa kebaikan di ruang publik memiliki nilai positif. Maka polisi, dalam menjalankan tugasnya, seperti menjaga tata tertib lalu lintas atau memberantas penyelundupan narkoba, berkontribusi pada kebaikan masyarakat. Namun, jika polisi mengkhianati amanah, mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan akhirat," tegasnya.

Di akhir acara, Gus Nasrul juga mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama bershalawat. Ia meminta strategi sederhana namun mengena dalam bersolawat, agar setiap ramai- ramai bersholawat, peserta memejamkan mata dan membayangkan mereka berada di padang mahsyar, pengadilan akhirat, di mana hanya Nabi Muhammad SAW yang mengucapkan "ummati, ummati, ummati" , ummat ku, ummatku, ummatku, memohon keselamatan untuk umatnya.

"Saat kita bershalawat, bayangkan kita sedang berada di hamparan pengadilan akhirat, memanggil Nabi Muhammad, Ya Rasulullah, Ya Nabi Allah, seraya mengharapkan syafaat. Tak terasa air mata kita akan menetes terharu," imbuhnya.

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved