Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Oknum Polisi Jadi Dalang Penipuan Lowongan Kerja di PT KAI

Pemuda tersebut dijanjikan sebuah pekerjaan oleh Bripda WSN sebagai teknisi di PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Net
Illustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pria bernama Makmurdin Muslim alias Arif (27) diduga menjadi korban penipuan oleh anggota Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polda Metro Jaya berinisial Bripda WSN.

Pemuda tersebut dijanjikan sebuah pekerjaan oleh Bripda WSN sebagai teknisi di PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Dia mendarita kerugian Rp 50 juta.

Baca juga: Tipu Pengusaha Rp45 Miliar, Wanita Ini Mengaku Uang untuk Modal Bikin Jas Almamater 27 Kampus

Oleh karena itu, Arif melaporkan Bripda WSN ke Polda Metro Jaya.

Laporannya teregistrasi dengan nomor LP/B/5462/IX/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Arif ketika ditemui di Polda Metro Jaya
Pemuda Kembangan, Jakarta Barat, Makmurdin Muslim (27) atau Arif ketika ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Sejauh ini, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya tengah menangani kasus dugaan pelanggaran kode etik Bripda WSN.

“Setelah itu kami sidangkan, putusan nanti saat persidangan akan diputus oleh komisi kode etik atau hakim,” ujar Kepala Bidang Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (17/9/2024).

Sementara, Direktorat Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya sedang mendalami dugaan penipuan oleh Bripda WSN terhadap Arif.

Alasan tertarik

Salah satu alasan Arif tertarik dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan Bripda WSN karena pelaku merupakan anggota kepolisian aktif.

Terlebih, dia mengenal Bripda WSN dari teman istrinya bernama Ajeng, yang suaminya juga merupakan anggota kepolisian.

“Ajeng ini memastikan, 'Kita ini kan keluarga polisi, masa kita tipu. Kita enggak bakal tipu',” kata Arif saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (18/9/2024).

Dalam pertemuan Arif dengan Bripda WSN di rumah Ajeng, pelaku juga membawa sejumlah daftar orang-orang yang telah dia loloskan ke PT KAI (Persero).

“Dia (Bripda WSN) bawa bukti-bukti beserta foto orang yang dia masukkan.

Makanya saya percaya, dan teman istri saya yang bernama Ajeng itu juga percaya,” ucap Arif.

Namun, ternyata Ajeng juga merupakan korban penipuan dari Bripda WSN.

Jaminan

Arif mengungkapkan, Bripda WSN menjaminkan kartu tanda anggota (KTA) polisi untuk membuat dirinya percaya.

Hal tersebut dilakukan usai Arif mengirim data kepada Bripda WSN untuk melamar sebagai teknisi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui “jalur belakang”.

“Jaminan KTA pelaku, KTP, itu saja. Sama surat di atas materai, tinta hitam,” ungkap Arif.

Dalam prosesnya, Bripda WSN sempat mendorong Arif untuk beralih pendaftaran dari teknisi menjadi kondektur.

Pasalnya, Arif disebut tidak akan lolos sebagai teknisi di PT KAI (Persero).

“Mungkin karena dia butuh uang agar saya top up lebih besar lagi, dia menawarkan karier cemerlang. Masinis kan awalnya Rp 170 juta,” ungkap Arif.

Berhubung Arif masih belum sepenuhnya percaya, dia mentransfer secara bertahap kepada Bripda WSN senilai Rp 50 juta.

Ada korban lain

Setidaknya ada belasan korban lain yang diduga mengalami hal serupa oleh Bripda WSN.

“Sebetulnya korbanya banyak, yang saya tahu korbanya kurang lebih sekitar 15,” ungkap Arif.

Hal ini diketahui setelah Arif tidak mendapatkan kepastian dari Bripda WSN.

Arif yang mulai curiga lantas mendatangi kediaman Bripda WSN di Serpong, Tangerang Selatan.

Dari penelusuran tersebut, Arif baru mengetahui bahwa ada korban lain yang diduga juga ditipu oleh Bripda WSN.

“Kesaksian RT-nya pun juga bilang, ini rumah sudah diambil alih sama korban sebelumnya, kemudian aset-aset WSN juga yang saya dapat informasi sudah dijual juga untuk korban-korban lainnya yang rugi besar,” ujar Arif.

“Orang dalam”

Bripda WSN mengaku punya koneksi untuk meloloskan Arif menjadi pegawai PT KAI (Persero).

Koneksi dari Bripda WSN ini merupakan tantenya sendiri bernama Sekar. Sekar disebut bekerja di PT KAI (Persero).

“Pengakuan dari tantenya bernama Sekar. Jadi, Wahyu ini calo, yang berwenang ini si Sekar di PT KAI,” kata Arif.

Sekar, “orang dalam” Bripda WSN sudah tidak lagi bekerja di PT Kereta Api Wisata (Kawista) sejak 2023.

Humas Kawista, Riesta Junianti, mengonfirmasi bahwa Sekar diberhentikan bekerja terkait dengan masalah pribadi yang tidak dijelaskan lebih lanjut.

"Yang bersangkutan ternyata sudah diberhentikan sejak tahun 2023 karena masalah," ujar Riesta saat dihubungi Kompas.com.

Sekar sebelumnya merupakan pegawai kontrak alih daya di KAI Wisata, dan pernah bekerja di Daop 3 Cirebon sebelum dipindahkan ke Daop 1 Stasiun Gambir sebagai guest relation officer (GRO).

“Pada intinya gini, dia itu memang direkrut itu sebagai tenaga alih daya melalui KAI Wisata. Dipekerjakan untuk di wilayah Daop 3 Cirebon pada saat itu. Namun, dipindahkan ke Daop 1 sebagai GRO di Stasiun Gambir,” tambah dia.

Tidak dipungut biaya

Sementara itu, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1, Ixfan Hendriwintoko, menegaskan, rekrutmen PT KAI tidak dipungut biaya dan hanya diumumkan melalui laman resmi https://e-recruitment.kai.id/.

Pernyataan ini disampaikan setelah muncul kasus dugaan penipuan oleh Bripda WSN yang menawarkan lowongan pekerjaan di PT KAI dengan imbalan uang.

"Rekrutmen di PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak dipungut biaya apa pun dan tidak menggunakan sistem refund atau penggantian biaya transportasi maupun akomodasi yang berkaitan dengan proses rekrutmen," ujar Ixfan dalam keterangan resminya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kala Oknum Polisi Dalangi Penipuan Lowongan Kerja di PT KAI"

Baca juga: Ibu Kos Ditipu Anak Kos, 2 Rumah Diambil Alih Tanpa Transaksi Jual Beli

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved