Berita Kudus
Tiga Dalang Muda Pentaskan Wayang Kulit Parikesit Jumeneng Ratu di Kudus
Penampilan mengagumkan ditunjukkan oleh tiga dalang muda asal Kabupaten Kudus Ki Agung Prabowo, Ki Bayu Kusuma Aji, dan Ki Tetuko
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
Kesenian wayang kulit mengandung nilai-nilai luhur yang mendalam, baik dari segi moral, spiritual, maupun sosial.
Mutrikah menegaskan, melalui kisah lakon Parikesit Jumeneng Ratu yang disampaikan melalui pagelaran wayang kulit kali ini bertujuan untuk mengajak masyarakat bersama-sama menerungkan perjuangan, kebijaksanaan dan tanggungjawab seorang pemimpin dalam menjaga dan memajukan negeri yang dipimpinnya.
Lakon Parikesit menjadi pengingat bahwa perubahan dan perkembangan yang dialami Kabupaten Kudus selama ini adalah hasil dari kepemimpinan yang baik, serta proses sejarah yang panjang.
"Kota Kudus dengan sejarah panjang dan kekayaan budayanya, selalu menjadi simbol keharmonisan antara budaya tradisional dan kemajuan zaman," terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Mutrikah, pagelaran wayang seperti ini merupakan wujud nyata dari komitmen bersama dalam menjaga warisan budaya, sekaligus memperkuat jati diri sebagai masyarakat Kudus yang cinta budaya, berdaya saing, dan berwawasan luas.
Di usia Kabupaten Kudus yang semakin matang di angka 475, pihaknya berharap agar generasi muda terus melestarikan dan mencintai budaya lokal. Seperti halnya yang dilakukan tiga dalang muda andalan Kabupaten Kudus yang berhasil menunjukkan kemampuan dan keterampilannya dalam memainkan dan membawakan lakon pewayangan.
"Dengan menjaga tradisi, kita tidak hanya menghormati para leluhur, juga turut berperan dalam membangun masa depan yang lebih baik. Dengan tetap berakar pada nilai-nilai kebudayaan yang kita junjung tinggi," tegas dia.
Mutrikah menyebut, wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional atau budaya lokal yang harus terus dilestarikan.
Pagelaran atau pentas pewayangan dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi seniman agar bisa mengekspresikan kemampuan dan keterampilan.
Pentas wayang kulit kali ini, lanjut dia, menggandeng tiga dalang muda, supaya minat dan ketertarikan generasi milineal meningkat untuk menonton pentas pewayangan.
"Selama ini kita ketahui bahwa segmentasi pentas pewayangan adalah masyarakat kategori intelektual atau dewasa. Kami terus mencoba memperluas sasaran, supaya tradisi budaya pewayangan bisa digemari oleh generasi muda, juga terlibat melestarikan kesenian budaya lokal," tutur dia. (Sam)
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.