Berita Semarang
Lewat Seminar Parenting, BPR Artha Tanah Mas Jembatani Kebutuhan Nasabah
BPR Artha Tanah Mas Semarang berupaya menjembatani kebutuhan nasabahnya dalam bidang parenting. Hal itu dilakukan melalui seminar parenting bertema "T
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - BPR Artha Tanah Mas Semarang berupaya menjembatani kebutuhan nasabahnya dalam bidang parenting. Hal itu dilakukan melalui seminar parenting bertema "Temani Anak Tumbuh dengan Kendali Diri dan Bebas Fomo", yang digelar di aula Yayasan Purna Danarta Jl Veteran Semarang, Sabtu (21/9/2024).
Seminar parenting menghadirkan pembicara Dosen Psikologi Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang Dr Elisabeth W M Indira SPsi MPd Psikolog.
Parenting diikuti oleh nasabah, perwakilan sejumlah sekolah dan para wirausaha mandiri. Komisaris Utama BPR Artha Tanah Mas Gabriela Gati Wardani juga hadir dalam acara ini.
Direktur Utama BPR Artha Tanah Mas Rina Sulistyo Utami mengatakan, seminar parenting ini untuk memberikan pandangan baru atau wawasan kepada para peserta dalam hal mendidik anak-anak. Sebab, di era serba digital dan perkembangan media sosial yang semakin maju, diperlukan pola pendidikan agar ke depan anak-anak tidak salah arah.
"Kami sebagai lembaga keuangan tak hanya fokus pada persoalan pengelolaan finansial, tetapi juga bagaimana bisa memenuhi kebutuhan nasabah maupun calon nasabah salah satunya bagaimana soal pola asuh dan mendidik anak secara tepat," jelasnya di sela-sela acara.
Ia menambahkan, selama ini pihaknya sudah bekerja sama dengan SCU dalam berbagai bidang kegiatan.
Ia mengungkapkan, di satu sisi nasabah membutuhkan bagaimana mendidik anak di zaman sekarang.
"Sementara SCU memiliki sumber daya untuk itu," lanjutnya.
Terlebih, lanjut dia, BPR Artha Tanah Mas juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah, sehingga parenting ini bisa dimanfaatkan oleh para guru ketika membekali siswanya saat mengajar.
"Misalnya bagaimana memberi pemahaman pentingnya menabung sejak dini," ungkapnya.
Dosen Psikologi Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang Dr Elisabeth W.M. Indira SPsi MPd Psikolog dalam paparannya menyampaikan bahwa media sosial saat ini memiliki pengaruh yang kuat pada anak-anak dan remaja. Maka kemudian muncul istilah FOMO atau latah ikut-ikutan yang sedang marak di medsos.
Bahkan, menurut dia, ada kecenderungan jika tidak mengikuti tren, anak-anak atau remaja akan merasa gelisah. Oleh karena itu, jika hal ini tidak dibarengi dengan pola parenting yang tepat akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
"Permasalahannya adalah media sosial yang selama ini dilihat hanya tampak indah diluar saja, kita tidak tahu seperti apa wujud aslinya. Disinilah diperlukan pemahaman kepada anak-anak kita tentang kondisi realita yang sebenarnya," jelasnya.
Untuk mengantisipasi dampak kurang baik dari fomo ini, menurut Indira, antara lain dengan melakukan komunikasi dan pendekatan secara tepat. Pemilihan kalimat dan cara menyampaikan juga bisa dilakukan sesuai dengan dunia anak-anak dan remaja saat ini.
"Intinya, berikan pemahaman bahwa apa yang diinginkan tidak selalu harus dipenuhi saat itu juga," imbuhnya. (*)
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Sukur, Warga Semarang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN: Sering Nyupiri Bos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.