Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ahmad Luthfi Rembug Kemajuan Jateng di Ponpes, Ini Masukan Rektor Undip dan KH Shodiq

Ahmad Luthfi rembug kemajuan Jateng di Ponpes Asshodiqiyah, terima masukan penting dari akademisi dan tokoh agama.

istimewa
Ahmad Luthfi rembug kemajuan Jateng di Ponpes Asshodiqiyah, terima masukan penting dari akademisi dan tokoh agama. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Calon Gubernur Ahmad Luthfi mendapat banyak masukan saat menggelar Rembug Kemajuan Jawa Tengah di Pondok Pesantren Asshodiqiyah, Kaligawe, Kota Semarang.

Kegiatan yang dilakukan di hari pertama kampanye ini menjadi sarana bagi Luthfi untuk mengumpulkan berbagai persoalan yang nantinya akan menjadi pijakan kebijakan strategisnya.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Suharnomo, sejumlah akademisi, dan para kiai. Hadir pula mantan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

Dalam sambutannya, Ahmad Luthfi menegaskan bahwa ia ingin mengembalikan marwah Jawa Tengah agar tidak tertinggal dari provinsi tetangga.

Menurutnya, Jateng memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang setara dengan provinsi lain.

"Bukan pemimpin yang hebat yang dibutuhkan Jawa Tengah, tapi pemimpin yang bermanfaat," ucapnya, Rabu (25/9/2024).

Ia menambahkan, sehebat apapun seorang pemimpin, jika tidak bermanfaat bagi rakyat, maka tidak ada artinya.

"Sehebat apapun, selama pemimpin tidak bermanfaat maka sama saja. Pret....," tegasnya.

Luthfi menargetkan Jawa Tengah untuk maju dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jateng harus meningkatkan daya saing dengan berbagai inovasi di bidang perekonomian, penguatan pendidikan, serta penanganan nelayan dan petani. Ia juga menyoroti isu penting terkait pupuk bersubsidi, tenaga kerja, perusahaan, dan investasi.

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro, Prof Dr Suharnomo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap angka kemiskinan di Jawa Tengah.

"Saat ini ada sekitar 3,7 juta orang miskin di Jateng, menjadikan provinsi ini peringkat kedua dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia," ujarnya. Ia menekankan bahwa penduduk yang dikategorikan miskin adalah mereka yang pengeluarannya hanya Rp507 ribu per bulan.

Prof Suharnomo berharap agar pemimpin masa depan Jateng serius dalam menekan angka kemiskinan tersebut.

Pengasuh Ponpes Asshodiqiyah, KH Shodiq Hamzah Usman, turut memberikan apresiasi terhadap Ahmad Luthfi. Menurutnya, Luthfi telah menunjukkan kinerja yang baik ketika menjabat sebagai Kapolda Jateng.

"Pak Luthfi sudah ke sana-ke sini, melayani masyarakat. Perlu dipilih," ucap KH Shodiq.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved