Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat Mahal di Indonesia, BPOM Temukan Ada 4 Faktor Penyebabnya

Taruna Ikrar sebut saat ini BPOM sedang fokus berupaya agar harga obat di dalam negeri (Indonesia) menjadi lebih terjangkau alias tidak mahal.

Editor: deni setiawan
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar melakukan sesi wawancara dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2024). Dalam pembicaraan tersebut, Taruna Ikrar banyak berbagi tentang tugas-tugas dari presiden yang melantiknya menjadi Kepala BPOM. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Penyebab mahalnya harga obat di Indonesia akhirnya ditemukan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar.

Sesuai amanah dari Presiden Joko Widodo saat dilantik, Taruna Ikrar diminta untuk mencari biang kerok yang membuat harga obat di Indonesia lebih mahal ketimbang di luar negeri.

Dari hasil kerja selama sekira sebulan pasca dilantik sebagai kepala BPOM, Taruna Ikrar menyebut ada empat yang ternyata menjadi penyebabnya.

Baca juga: Pabrik Mie yang Berdiri Sejak 1990 Digerebek BPOMĀ Semarang, Produknya Ternyata Mengandung FormalinĀ 

Baca juga: BPOM Imbau Daging Kurban Tidak Dibungkus Kresek tapi Besek, Ini Alasannya

Kepala BPOM, Taruna Ikrar mengungkap empat faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia mahal.

Penanganan harga obat mahal ini menjadi salah satu fokus utama Taruna Ikrar sejak dilantik menjadi Kepala BPOM pada 19 Agustus 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyampaikan kepada Taruna Ikrar bahwa harga obat di Indonesia bisa lebih mahal 400 persen dibanding di luar negeri.

Menanggapi laporan tersebut, Taruna Ikrar pun mengumpulkan jajarannya, mulai dari deputi hingga sekretaris untuk membahas temuan tersebut.

"Kami juga mengundang perusahaan farmasi."

"Ada gabungan industri farmasi, kami undang ke BPOM untuk melihat titik masalahnya," kata Taruna Ikrar seperti dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (28/9/2024).

Dari situ, pihaknya menemukan empat faktor yang membuat harga obat di Indonesia mahal.

"Kami bicara harga obat ini tidak semua jenis obat."

"Ada juga yang murah sebetulnya, tetapi obat-obat yang esensial, yang spesifik itu mahal," jelas Taruna Ikrar.

Faktor pertama, dia mengatakan, obat-obat seperti obat penurun trigliserida, obat yang berhubungan dengan insulin, obat untuk diabetes, kemudian sebagian obat-obat yang berhubungan dengan kardiovaskuler, itu mahal karena bahan bakunya mayoritas berasal dari impor.

Mahalnya harga obat ini karena 94 persen bahan bakunya masih berasal dari impor.

Meski obatnya diproduksi di Indonesia, harganya tetap mahal karena biaya bahan bakunya yang tinggi.

Baca juga: BPOM Upayakan TPPU Ungkap Orang Berpengaruh Terkait Pabrik Pil Koplo di Semarang

Baca juga: Petugas BPOM Ketakutan, Ada Intervensi Orang Berpengaruh di Pengungkapan Pabrik Pil Koplo Semarang

"Ini bahan baku, belum bahan jadi."

"Kan ada bahan baku, bahan setengah jadi disebut intermediate dan terakhir bahan jadi, artinya sudah jadi kapsul baru dikirim," ujar Taruna Ikrar.

Faktor kedua adalah jumlah perusahaan produsen obat yang masih minim, sehingga produksi obat di dalam negeri tidak mencukupi.

Dari laporan yang didapat BPOM, Taruna Ikrar menyebut di Indonesia terdapat 240 perusahaan farmasi, tetapi hanya 190 yang aktif.

"Dari 190 itu, hitungannya kalau dibuat dalam bentuk jumlah, berapa triliun."

"Itu omzet pasarnya hanya sekira Rp100 triliun hingga Rp140 triliun."

"Itu sebetulnya tidak besar," ucap Taruna Ikrar.

Jadi, akibat dari produksi terbatas, harga pun mengalami kenaikan.

Faktor ketiga menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki industri yang bisa memproduksi bahan baku, harga bahan baku lokal lebih mahal dibandingkan yang diimpor.

Dia mengatakan, ada 15 industri yang bisa memproduksi bahan baku obat, tetapi karena harganya lebih mahal daripada impor, perusahaan lebih memilih impor.

"Nah ternyata ada yang diproduksi dalam negeri juga 15 item, saya tidak perlu sebutkan."

"Itu juga ternyata lebih mahal dari impor."

"Karena itu, produksinya terbatas, jadi harga dasarnya juga mahal."

"Lebih bagus perusahaan impor," tutur Taruna Ikrar.

Faktor keempat adalah tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan farmasi untuk distribusi dan pemasaran.

Keempat faktor ini, menurut Taruna Ikrar, sedang menjadi fokus BPOM dalam upaya menurunkan harga obat di dalam negeri agar lebih terjangkau. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kepala BPOM Bongkar 4 Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Mahal

Baca juga: KONDISI Abdee Slank di Hari ke-9, Makin Membaik Tapi Masih Harus Dirawat di Rumah Sakit

Baca juga: Tak Cuma Komdis PSSI, Operator Liga 1 Juga Bakal Berikan Sanksi Buat Persib Bandung, Apakah Itu?

Baca juga: DUDUK Persoalan Gaji Waket KPK Nurul Ghufron Dipotong 20 Persen Selama 6 Bulan, Langgar Etik

Baca juga: Perempuan TKI di Malaysia Jadi Korban Penikaman, Alami Luka Wajah Hingga Perut

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved