Berita Pekalongan
Tanggapan Sekolah SMAN 3 Kota Pekalongan atas Kasus Pelecehan Seksual Verbal oleh Oknum Guru
Demo digelar sebagai dukungan dan pendampingan terhadap korban. Dalam aksinya, para pelajar menuntut pengusutan tuntas atas kasus dugaan pelecehan
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
PEKALONGAN, TRIBUN - Ratusan pelajar SMAN 3 Kota Pekalongan menggelar aksi demo di lapangan sekolah setempat, Rabu (2/10). Pantauan Tribun Jateng, demo pelajar tersebut berkait dengan dugaan pelecehan seksual verbal oleh guru Bimbingan Konseling (BK) kepada puluhan siswa.
Demo digelar sebagai dukungan dan pendampingan terhadap korban. Dalam aksinya, para pelajar menuntut pengusutan tuntas atas kasus dugaan pelecehan seksual verbal tersebut.
Pda saat yang sama, kemarin, pihak sekolah melakukan mediasi terhadap 20 korban, didampingi oleh kuasa hukum korban, Kapolsek, dan kepala sekolah. Dalam pertemuan tersebut, guru BK yang berinisial CS tidak dihadirkan.
Dalam orasinya, Ketua Smaga Rangers, M Rizky Rahman mengatakan, pelecehan seksual merupakan kejahatan yang dapat menyebabkan luka secara fisik maupun psikis kepada korban. Hal ini akan menjadi momok yang menakutkan bagi siswa karena akan berbekas sebagai ingatan buruk.
"Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, justru dikotori oleh oknum guru yang melakukan pelecehan seksual," kata Rizky.
Oleh karena itu, dalam aksi ini para siswa SMAN 3 menuntut pihak sekolah untuk menolak keras semua bentuk pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Mereka juga menuntut penindakan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual di SMAN 3 dalam ranah pidana dan hukum yang berlaku.
"(Kami) Menuntut pihak sekolah untuk memberikan Surat Peringatan 3 (mengeluarkan--Red) kepada guru yang melakukan pelecehan seksual, menuntut pihak sekolah untuk memenuhi hak-hak korban, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari pelecehan seksual verbal maupun nonverbal," imbuhnya.
Seorang siswi yang tak mau disebutkan nama atau inisialnya, mengaku bahwa sebelum aksi demo ada larangan dari sekolah untuk tidak menggelar aksi ini. "Kami yang ikut organisasi di sekolah juga, (larangan) di-share di grup Whatsapp, pengurus organisasi tidak boleh ikut aksi. Lantaran, guru tersebut (pelaku dugaan pelecehan—Red) merupakan pembimbing dari organisasi di sekolah," katanya.
Bahkan, kepala sekolah dan guru terduga pelaku pelecehan seksual menyuruh siswa menghapus unggahan “Stop Sexual Harrasment” di Whatsapp (WA) para siswa. "Jadi, teman-teman (para siswa—Red) yang memposting tersebut, disuruh menghapus," tambahnya.
Sebelumnya, puluhan siswi di SMAN 3 Kota Pekalongan diduga dilecehkan seorang guru BK. Modusnya, guru tersebut memanggil para siswi secara bergiliran ke ruang BK dengan alasan wawancara terkait kesehatan sekolah dan pencegahan kenakalan remaja. Namun, pertanyaan yang diajukan sering kali menyimpang dari tujuan tersebut.
Tanggapan sekolah
Sementara itu, Kepala SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon mengatakan, pihak sekolah telah memanggil guru BK yang bersangkutan dan memberikan Surat Peringatan (SP) 1. Tidak hanya itu, pihaknya juga membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Memang guru tersebut menanyai pertanyaan ke siswi, memang menjurus ke sana. Lalu, tujuan pemanggilan para siswi tadi hanya, untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah, guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, jika ada keluhan dari siswi, kami akan menindaklanjutinya lebih serius," kata Yulianto.
Dia juga menyebut, baru menjabat sebagai kepala sekolah selama setahun dan tidak mengetahui kejadian-kejadian sebelumnya. "Saya tidak tahu, kalau kasus ini sudah bertahun-tahun karena baru menjabat kepsek satu tahun yang lalu," imbuhnya.
Saat disinggung soal perintah pihak sekolah meminta seluruh para siswa menghapus unggahan 'Stop Sexual Harrasment', Yulianto membenarkannya. "Saya sudah sampaikan ke anak-anak, sebelum up ke medsos, bisa selesaikan secara internal, dan baik-baik antara orang tua dan sekolah," tambahnya. (dro)
Baca juga: Pengakuan Siswi SMAN 3 Kota Pekalongan: Saya Ditanya tentang Ukuran Bra dan Warna Celana Dalam
Baca juga: Alasan Kenapa Aplikasi Temu Asal China Ditakutkan Masuk Indonesia
Baca juga: IHSG Bisa Ambruk Lagi
Baca juga: Eks-PM Belanda sebagai Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara, Ingin Ukraina Lebih Dekat ke NATO
27 Koperasi Merah Putih Resmi Berdiri di Kota Pekalongan |
![]() |
---|
Petugas Puskesmas di Pekalongan Cek Kualitas Air dan Udara Rumah Warga |
![]() |
---|
Ular Piton Jumbo Ngumpet di Plafon, Damkar Kota Pekalongan Jebol Atap Rumah Warga |
![]() |
---|
Kota Pekalongan Gencarkan Wajib Belajar 13 Tahun, Pendidikan Anak Dimulai Sejak Dini |
![]() |
---|
Pemkot Pekalongan Bekali Pelajar Ilmu Pasar Modal, Cegah Investasi Ilegal Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.