Siswi SMP Semarang Ditembak Airsoftgun
Rumitnya Kasus Penembakan Siswi SMP di Semarang: Hubungan Asmara Hingga Dugaan Prostitusi Online
Penembakan ini buntut kemarahan tersangka lantaran jengkel anaknya yang masih berusia 13 tahun diduga dijual oleh korban ke pria hidung belang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polisi menangkap Donny Sofiawan (44) tersangka penembakan terhadap seorang remaja putri berinisial CTD (16) di Kota Semarang.
Penembakan itu buntut dari kemarahan tersangka lantaran jengkel karena anaknya yang masih berusia 13 tahun diduga dijual oleh korban ke pria hidung belang melalui aplikasi online.
“Anak saya dengan korban itu sama-sama satu sekolah di SMP swasta Kota Semarang."
Baca juga: "Sakit Semua" Tubuh Sugeng Tambal Ban Terjepit Tumpukan Kayu, Kecelakaan Truk di Ngaliyan Semarang
Baca juga: Viral Video Bernarasi Diduga Kreak Ditangkap dan Dihajar Warga di Srondol Semarang, Ini Faktanya
"Korban adalah kakak kelas anak saya."
"Namun, dari hubungan pertemanan itu, anak saya malah dijual ke pria hidung belang,” terang tersangka Donny, di Mapolrestabes Semarang, Senin (7/10/2024).
Tersangka menyebut, kasus dugaan anaknya dijual oleh korban telah dilaporkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang pada pertengahan Agustus 2024.
Akan tetapi kasus itu belum diproses.
“Anak saya juga telah melakukan visum di RS Bhayangkara Semarang,” paparnya kepada Tribunjateng.com, Senin (7/10/2024).
Motif lainnya, tersangka juga cemburu karena korban ternyata open booking online (open BO) prostitusi online.
“Saya juga cemburu karena punya hubungan asmara dengan korban."
"Korban sempat menyatakan suka ke saya, tetapi tidak sampai berhubungan lebih jauh, hanya sekadar ciuman,” kata Donny.

Baca juga: Pemkot Semarang dan PPJI Gelar Simulasi Makan Siang Bergizi Gratis, Ini Menunya
Alasan berikutnya, ternyata Donny sakit hati karena utang ibu korban sekira Rp2 juta kepada dirinya tak kunjung dibayar.
“Saya masuk ke kamar korban sebenarnya mau mengajak ngomong secara baik-baik persoalan itu, terutama soal anak saya dijual,” paparnya.
Warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati ini mengaku, pistol airsoftgun yang digunakan untuk menembak korban dibeli secara online seharga Rp4,5 juta.
Alasan dia membeli senjata itu karena untuk menembaki tikus di sekitar rumahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.