Jawa Tengah
Daftar Wilayah Rawan Longsor di Jawa Tengah, Ada Lebih Dari Satu Juta Hektar Lahan
Berikut ini daftar wilayah rawan longsor di Jawa Tengah yang baru saja dirilis BPBD.
TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini daftar wilayah rawan longsor di Jawa Tengah yang baru saja dirilis BPBD.
Menjelang musim hujang, bencana tanah longsor mulai rawan terjadi.
Total ada lahan seluas 1.020.772 hektar lahan di Jawa Tengah berisiko mengalami tanah longsor saat musim penghujan.
Dalam hal ini, Kabupaten Wonogiri memiliki risiko longsor paling tinggi seluas 62.568 hektar.
Baca juga: Hari Ini Disebut BMKG Mulai Masuk Musim Hujan, Jawa Tengah Beda dengan Provinsi Lain
Baca juga: Neraca Perdagangan Barang di Jawa Tengah Bulan September 2024 Alami Defisit
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, sebaran daerah rawan longsor berada di wilayah pegunungan.
"Sebetulnya, kalau dikatakan banjir longsor itu kalau yang longsor itu jelas daerah pegunungan lah," ujar Bergas usai Rakor Menghadapi Musim Penghujan di kantornya, Rabu (16/10/2024).
Selain Wonogiri, Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara juga memiliki lahan terluas yang berisiko tinggi mengalami tanah longsor.
Perinciannya yakni Cilacap dengan risiko tinggi tanah longsor seluas 58.448 hektar dan Banjarnegara seluas 53.277 hektar.
Berikutnya ada Banyumas, Brebes, Temanggung, Purworejo, Kebumen, dan kawasan pegunungan lainnya.
Menurut Bergas, masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghadapi potensi bencana di musim penghujan di daerah-daerah tengah atau pegunungan di Jateng.
"Tidak hanya dari BPBD sendiri, tapi termasuk dinas teknis ya. Kita bicaranya, sudah mengarah kepada apa yang harus dilakukan pada saat terjadi kejadian, komunikasinya gimana."
"Maka kita berharap banyak, tadi kan ada dari teman-teman dari BMCK ya berkaitan dengan kesiapan alat berat, terus juga PUPR kabupaten kota untuk mempersiapkan alat berat," imbuh dia.
Sementara itu Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) mengaku telah menyiapkan pompa dan peralatan sarpras untuk mengatasi banjir.
Lebih lanjut, dia mengimbau agar masyarakat mewaspadai banjir dan longsor.
Bagi mereka yang tinggal di daerah dataran rendah dan sekitar aliran sungai besar harus selalu waspada terhadap kemungkinan banjir.
Sementara itu, masyarakat di daerah perbukitan atau pegunungan perlu memperhatikan tanda-tanda awal longsor, seperti retakan tanah dan suara gemuruh dari lereng bukit.
Kemudian mengetahui jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara yang telah ditentukan oleh pihak berwenang sangat penting selama musim penghujan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit yang rawan terjadi pada periode musim hujan.
Terakhir, memantau informasi perigatan dini dari BMKG," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejuta Hektar Lahan di Jateng Berisiko Alami Tanah Longsor di Musim Penghujan, Daerah Mana Saja?"
10 Ribu Toko Kelontong SRC Ditargetkan Jadi Mitra Distribusi Pangan dari Bulog |
![]() |
---|
Nilai Ekspor Nonmigas Jateng Naik, Terbesar Perlengkapan Elektrik, Pakaian Justru Turun |
![]() |
---|
Ojol di Jateng Akan Dapat Insentif Pajak, Ini Besarannya |
![]() |
---|
Warga Desa di Wonosobo Ini Bayar Pajak Dengan Sampah |
![]() |
---|
Bank Jakarta Pastikan Dana Nasabah Aman Setelah Kejati Jateng Tetapkan 3 Tersangka Kredit Fiktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.