Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Program PINTAR

Pengembangan RME Berkelas Melalui Lesson Study Tingkatkan Kompetensi Numerasi dan Karakter Peserta

Pengembangan RME Berkelas Melalui Lesson Study Tingkatkan Kompetensi Numerasi dan Karakter Peserta

|
Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
YOUTUBE
Pengembangan RME Berkelas Melalui Lesson Study Tingkatkan Kompetensi Numerasi dan Karakter Peserta 

Pengembangan RME Berkelas Melalui Lesson Study Tingkatkan Kompetensi Numerasi dan Karakter Peserta

TRIBUNJATENG.COM - Program Pengembangan Realistic Mathematic Education (RME) melalui Lesson Study yang dilaksanakan di Kota Semarang berupaya meningkatkan kompetensi numerasi dan karakter siswa melalui pendekatan kontekstual yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Program ini digagas oleh Tanoto Foundation bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang dan melibatkan pelatihan serta pendampingan guru di 50 sekolah. 

Ketua Tim Berkelas Pasca Perubahan 2.0 Tanoto Foundation, Tri Sugiyono, M.Pd, menjelaskan bahwa program ini fokus pada peningkatan literasi numerasi di Kota Semarang, sebuah kemampuan penting yang harus diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

"Kami ingin menjadikan permasalahan-permasalahan nyata yang ada di kehidupan sehari-hari anak-anak itu menjadi materi yang diajarkan oleh guru," kata Tri Sugiyono.

Menurutnya, pendekatan RME membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menggunakan kecerdasan matematika, sehingga apa yang mereka pelajari di sekolah dapat langsung diterapkan dalam kehidupan mereka.

Salah satu alasan utama pengembangan RME ini adalah banyaknya sekolah di Semarang yang masih memiliki angka rendah dalam kemampuan numerasi.

Berdasarkan data dari rapor pendidikan, ada 173 sekolah dengan indikator numerasi berwarna oranye dan merah, menunjukkan bahwa sekitar 34 persen sekolah memerlukan pendampingan khusus untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa.

"Pendekatan RME ini sangat relevan karena mengajarkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan praktis seperti perhitungan uang saku harian dan menabung untuk membeli barang. Misalnya, untuk membeli sepatu seharga Rp 150 ribu, jika siswa mendapat uang saku Rp 10 ribu sehari dan menabung Rp 5 ribu, berapa lama mereka harus menabung untuk mendapatkan sepatu tersebut? Melalui perhitungan ini, siswa belajar bernalar kritis dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah," lanjut Tri Sugiyono.


Pendekatan kolaboratif antar siswa dalam menyelesaikan masalah tidak hanya meningkatkan kemampuan berpikir kritis, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial mereka.

Diskusi kelompok yang aktif mendorong lingkungan belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi siswa.

Selain itu, pendekatan ini tidak terbatas pada mata pelajaran matematika, tetapi juga diterapkan di pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Tri Sugiyono menekankan bahwa RME dapat meningkatkan literasi numerasi di berbagai mata pelajaran.

"Setiap bacaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya, mengandung data-data yang dapat meningkatkan numerasi siswa. Mereka belajar memahami grafik, diagram, dan data lain yang ada di dalam teks."

Program pengembangan RME ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari sosialisasi, pelatihan, hingga pendampingan bagi guru-guru di empat kecamatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved