Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Guru di Kudus Dites Urine, Harus Jadi Contoh Siswa Agar Tak Konsumsi Narkoba

Guru harus menjadi contoh dan mampu mencegah peredaran narkoba di kalangan siswa SMP. Untuk itu guru juga harus terbebas dari paparan narkoba

|
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Rifqi Gozali
Guru bimbingan konseling SMP 2 Undaan Sohibul Imam menunjukkan tabung urine untuk dites di Pendopo Kudus, Selasa (19/11/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Guru harus menjadi contoh dan mampu mencegah peredaran narkoba di kalangan siswa SMP. Untuk itu guru juga harus terbebas dari paparan narkoba.

Untuk mengetahui guru terbebas dari paparan narkoba dilakukan tes urine.

Terhitung ada sebanyak 75 guru di Kabupaten Kudus dites urine di Pendopo Kabupaten Kudus pada Selasa 19 November 2024.

Dari pantauan Tribunjateng.com, tidak ada guru yang terpapar narkoba.

Salah seorang guru yang menjalani tes urine yaitu Ahmad Sohibul Imam. Guru bimbingan dan konseling dari SMP 2 Undaan ini menanggapi positif atas tes urine yang menyasar para guru.

Meski tidak semuanya, setidaknya ada perwakilan guru yang dites urine dan terbukti tidak mengonsumsi narkoba.

Guru tidak mengonsumsi narkoba merupakan hal dasar bagi mereka untuk mengajak para siswa agar tidak terjerumus pada barang haram tersebut.

Setidaknya guru sudah mencontohkan kalau dirinya tidak menjadi bagian dari konsumen narkoba. Dengan begitu mereka bisa lebih mudah memberikan penyuluhan agar anak didik tidak terpapar narkoba, alih-laih terlibat dalam peredarannya.

"Ini menjadi contoh guru tidak boleh memakai natkoba jenis apa pun walaupun mereka sibuk," kata Sohibul Imam.

Imam mengatakan, sejauh ini di SMP 2 Undaan tidak ada siswa yang terpapar konsumsi narkoba.

Sebagai pendidik, pihaknya senantiasa mewanti-wanti agar siswa tidak terpapar narkoba. Untuk itu perlu contoh konkret dari guru yang juga bukan bagian dari konsumen narkoba

Selama ini kenakalan siswa di SMP 2 Undaan masih dalam tataran wajar. Misalnya persoalan disiplin siswa atau membolos.

Tentu soal kedisiplinan ini tidak henti-hentinya terus dibenahi oleh guru dengan mengarahkan siswa agar mengibah pola malas menjadi lebih disiplin. Bagaimanapun, disiplin ini akan berimbas positif kepada siswa.

Kemudian tantangan yang dihadapi guru dalam mendidik siswa saat ini yaitu adanya media sosial.

Menurut dia, media sosial memapu mengirim informasi secara cepat. Termasuk pola gaya hidup siswa bisa saja terpengaruh dari media sosial.

Untuk itu, kata Imam, guru harus mampu membentengi adanya pengaruh buruk di media sosial. Tidak serta merta melarangnya, akan tetapi guru menjadi pengarah agar media sosial dimamfaatkan secara positif.

"Kami tetap berusaha untuk menanamkan nilai sopan santun kepada anak," kata Imam.

Sementara itu dokter Evi Z. U. dari bidang rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah mengatakan, tes urine yang pihaknya lakukan menggunakan alat pendeteksi dini untuk mengetahui yang dites apakah mengonsumsi ganja, sabu, psikotropika, dan narkotika jenis lain.

"Deteksi dini menggunakan tes kit bisa mengetahui apakah yang dites positif menggunakan narkoba. Jadi ada tujuh parameter yang diukur," kata Dokter  Evi.

Bagi para guru yang dites urine ini, lanjut Evi, sebelumnya ditanya apakah dalam sepekan terakhir mengonsumsi obat dari resep dokter.

Hal ini penting diketahui, sebab obat yang dikonsumsi dari resep dokter ada kalanya mengandung narkotika.

"Makanya kami pastikan apakah yang dites ini mengonsumsi obat dari resep dokter," kata Evi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved