Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penderitaan Pengungsi Gaza Makin Parah, Selain Dihantui Bom, Kini Tenda Mereka Hanyut Dibawa Banjir

Kondisi pengungsi di Jalur Gaza makin memprihatinkan akibat musim hujan di wilayah tersebut

Editor: muslimah
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Seorang bocah Palestina mengantre makanan yang didistribusikan oleh organisasi amal kepada pengungsi yang berlindung di Khan Yunis, Gaza, pada 28 Oktober 2024. 

TRIBUNJATENG.COM – Kondisi pengungsi di Jalur Gaza makin memprihatinkan akibat musim hujan di wilayah tersebut.

Lebih dari satu juta warga Palestina  menjadi mengungsi akibat perang berkepanjangan antara Israel dan Hamas.  

Kini penderitaan mereka berlipat karena banjir melanda wilayah pengunsian.

Baca juga: Ribuan Warga Gaza Berlarian saat Zona Pengungsi Massal di Mawasi Dihantam Rudal Israel

Ribuan tenda pengungsian rusak atau hanyut, menambah penderitaan bagi masyarakat yang telah menghadapi kekerasan dan pengepungan selama 13 bulan terakhir

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa badai telah merusak atau menghanyutkan sekitar 10.000 tenda di seluruh Jalur Gaza.

Dari 135.000 tenda pengungsian, 110.000 dilaporkan tidak lagi layak digunakan.  

“Sebanyak 81 persen tenda tidak dapat digunakan lagi,” kata pernyataan pemerintah Gaza, yang juga menyerukan bantuan internasional untuk menyediakan tempat berlindung yang layak bagi para pengungsi, dilansir Al Jazeera.

Banyak pengungsi tinggal di tenda yang tidak dirancang untuk kondisi cuaca ekstrem.

Hujan deras membuat air masuk ke dalam tenda, membasahi pakaian, dan membuat para pengungsi tidak memiliki perlindungan yang memadai.

“Kami terkena dampak hujan. Anak-anak kami basah kuyup, dan kami tidak punya apa pun untuk melindungi diri, hanya tenda,” ungkap Um Mohammad Marouf, seorang pengungsi dari Beit Lahiya.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa setengah juta orang di Gaza berada dalam bahaya akibat banjir.

“Setiap tetes hujan, setiap bom, setiap serangan semakin memperburuk situasi,” tulis UNRWA di platform X.

Namun, meskipun situasi kemanusiaan semakin parah, serangan militer Israel tetap berlanjut.

Pada Senin, serangan udara di Rafah menewaskan empat orang, sementara tank-tank Israel meningkatkan serangan ke Jabalia, Beit Hanoon, dan Beit Lahiya.  

Pesawat Israel juga menyebarkan selebaran yang memerintahkan warga di Beit Lahiya untuk meninggalkan daerah tersebut, menimbulkan kekhawatiran tentang rencana jangka panjang Israel di wilayah tersebut.

Sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, setidaknya 44.235 warga Palestina tewas, termasuk banyak perempuan dan anak-anak.  

Lebih dari 104.638 orang terluka, dan 1.139 warga Israel tewas akibat serangan Hamas pada hari pertama perang.

Konflik ini terus menimbulkan penderitaan yang mendalam di kedua belah pihak, tanpa tanda-tanda resolusi dalam waktu dekat.

Dengan musim dingin yang semakin dekat, pengungsi di Gaza menghadapi ancaman ganda dari cuaca buruk dan kekerasan yang terus berlangsung, menjadikan kebutuhan akan bantuan internasional semakin mendesak. (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved