Dua Mayat Muncul ke Permukaan, 20 Makam di Bandung Dibongkar dan Jenazahnya Dipindahkan

"Kemudian di sini, ini murni karena kejadian curah hujan tinggi yang tadi saya bilang 150 itu. Jadi sungai tidak mampu, kemudian masuk ke tinggian luar, ini pasti akan kena (kirmir) ini," ujarnya.

Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengidentifikasi penyebab limpasan air di beberapa titik sungai, termasuk di anak sungai Cidurian yang mengalir ke TPU Cikutra tersebut, dan berencana meninggikan tanggul-tanggul di sekitar TPU yang dilintasi anak sungai itu.

"Terhadap tanggul-tanggul yang rendah, kita akan tinggikan. Kalau tidak bisa dengan permanen, kita buat darurat dulu menggunakan geo bag atau mungkin bronjong. Kita pasang di beberapa tanggul yang kira-kira itu menjadi air melimpas di sungai ini," ucapnya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Didi Ruswandi mengatakan bahwa ada tiga titik kirmir yang roboh di sekitar TPU Cikutra tersebut, yakni di Blok F dan D.

Menurutnya, kirmir tersebut roboh lantaran adanya penyempitan hingga jalur sungai yang berkelok.

"Ada penyempitan. Jadi yang dulunya lebar jadi jepit. Yang kedua juga dengan alih fungsi lahan itu, kalau dia tidak disertai dengan peningkatan kapasitas resapan, itu mengakibatkan air lariannya itu makin besar," ucapnya.

Sebagai antisipasi, penghijauan dilakukan di hulu untuk mereduksi larian air.

"Kenapa juga kita membuat sumber resapan? Tujuannya adalah supaya air yang jatuh ke sungai itu makin sedikit. Jadi dua pendekatan, daya resapnya kita perkuat, tapi juga konservasi dan pemanfaatannya kita perkuat juga," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggul Pembatas TPU Cikutra Bandung Jebol, 20 Jenazah Dipindahkan"