Berita Semarang
Tips Mengawetkan Cabai dan Bawang Tanpa Pengawet: Solusi Cegah Inflasi
Chef Isman Fajar Ridhwansah berbagi tips praktis mengenai cara mengawetkan cabai dan bawang tanpa pengawet untuk mencegah inflasi di Semarang.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dalam upaya mencegah inflasi, Chef Isman Fajar Ridhwansah yang merupakan Masterchef Indonesia Season 7, berbagi tips praktis mengenai cara mengawetkan cabai dan bawang tanpa menggunakan bahan pengawet.
Dengan teknik yang sederhana namun efektif, masyarakat dapat memperpanjang umur simpan bahan pangan ini sekaligus mengurangi pemborosan.
Menurut Chef Isman, salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jumlah minyak goreng saat memasak bahan tersebut.
Baca juga: Emak-Emak di Semarang Antusias Ikut Demo Masak Bareng Chef Isman
"Caranya dengan memberikan minyak lebih banyak dan menumis lebih lama dengan api kecil agar minyaknya naik. Kalau minyaknya sudah naik, otomatis sudah terendam minyak, otomatis lebih awet," kata Chef Isman, Jumat (29/11/2024).
Ia melanjutkan, jika disimpan di freezer, cabai dan bawang yang diawetkan dengan cara ini dapat bertahan hingga satu tahun.
Sementara itu, jika disimpan di kulkas biasa atau chiller, dapat bertahan sekitar enam bulan.
"Sampai 6 bulan itu harus dihabiskan, untuk menjaga kualitas," tambah Chef Isman.
Chef Isman juga menjelaskan tentang keefektifan cara pengeringan atau pembuatan pasta.
Menurutnya, cara paling sederhana mengeringkan cabai adalah dengan menjemurnya atau bisa menggunakan pengering.
"Kalau untuk skala rumah tangga, kita jemur dengan sinar matahari sudah cukup.
Untuk cara terbaik adalah dengan memasak, kemudian memblender atau menghaluskan cabai dan bawang,” tambahnya.
Ia menambahkan, ada beberapa keunggulan dari memanfaatkan pasta bawang dan cabai kering untuk berbagai masakan.
Dengan mengeringkan cabai, kata dia, dapat menghindari pembusukan yang sering terjadi.
Sedangkan membuat pasta bawang, sebutnya, bawang yang terendam minyak juga memberikan rasa yang lebih enak.

“Ketika bawang sudah terbacem atau terendam minyak dalam waktu lama, wanginya akan lebih keluar. Sedangkan cabai kering dapat digunakan untuk berbagai masakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Chef Isman memaparkan keunggulan lain dari pemanfaatan cabai kering dan pasta bawang, di mana dapat menekan pengeluaran modal, sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomis.
"Cabai kalau sudah kering, tidak akan busuk. Jadi itu sudah menghemat banyak, dengan persentase sekitar 50 persen. Pasta bawang apalagi, kita pakai sedikit, rasanya lebih enak karena sudah terendam minyak dan ter-bacem lebih lama," ungkapnya.
Chef Isman lebih lanjut menekankan pentingnya mempersiapkan pasta bawang sebagai solusi saat harga bahan pokok meningkat.
Menurutya, masyarakat bisa membuat sendiri di rumah.
"Tidak perlu repot beli ketika harga mahal. Jadi kita beli sekarang, kita simpan jadi pasta, tinggal masak kapanpun bisa," lanjutnya.
Baca juga: Pemkab Pekalongan Canangkan Gerakan Menanam Cabai untuk Pengendalian Inflasi
Hal ini juga seiring dengan imbauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah kepada masyarakat untuk memanfaatkan komoditas yang sering mengalami fluktuasi harga, seperti bawang merah dan cabai.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pasta bawang dan cabai kering untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
"Ketika cabai diproduksi menjadi cabai kering atau bawang menjadi pasta bawang, mudah-mudahan ketika panennya besar, harga tidak turun atau harga tetap stabil," ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, belum lama ini. (*)
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 28 Agustus 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Mobilmu Mau Dipasang One Auto Film Premium? Cukup Bayar Rp2 Juta di Oneway Kaca Film Semarang |
![]() |
---|
Pemkot Evaluasi SOP Pengelolaan Gedung Cagar Budaya Setelah Kebakaran Resto di Kota Lama Semarang |
![]() |
---|
Lanjut Usia, Alasan Hakim Tipikor Semarang Tidak Cabut Hak Politik Mbak Ita Meski Divonis 5 Tahun |
![]() |
---|
Stok Beras di Kota Semarang Masih Cukup hingga 1 Bulan 21 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.